Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 20 Agustus: IHSG & Rupiah Melemah, Dolar Perkasa

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak ditutup melemah bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang digelarnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak ditutup melemah bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang digelarnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Sebaliknya, beberapa indeks saham lain di Asia mampu mempertahankan ketangguhannya didorong ekspektasi stimulus global yang meredakan kekhawatiran soal potensi resesi.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (20/8/2019):

IHSG Parkir di Zona Merah, Rupiah Selip Jelang RDG BI

Pelemahan sejumlah saham emiten bank memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari penguatannya dan ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini.

Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-1,31 persen) dan finansial (-0,71 persen). Tiga sektor lainnya mampu ditutup di zona hijau, dipimpin infrastruktur yang naik 1,07 persen sekaligus membatasi besarnya koreksi IHSG.

Dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 164 saham menguat, 242 saham melemah, dan 245 saham stagnan.

Saham emiten bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,91 persen dan 0,50 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Pasar Diliputi Ketidakpastian, Rupiah Kembali Melemah

Rupiah cenderung dijauhi oleh investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk menentukan suku bunga acuan.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dilatarbelakangi berbagai ketidakpastian pasar, terutama menanti pertemuan bulanan Bank Indonesia, pelaku pasar tampak memilih menjauhi rupiah untuk sementara waktu.

Rupiah tetap ditutup melemah meskipun terdapat harapan para pembuat kebijakan di seluruh dunia akan melepaskan stimulus baru, sehingga mendorong peningkatan daya tarik untuk aset berisiko dan mengangkat hasil obligasi pemerintah AS.

Ekonomi China Diberi Stimulus Moneter, Harga Aluminium Terangkat

Aluminium menyentuh level tertingginya dalam 2 pekan terakhir seiring dengan reaksi pasar terhadap Bank Sentral China yang meluncurkan reformasi suku bunga untuk mendorong ekonomi China, konsumen logam terbesar di dunia.

Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Kopenhagen Ole Hansen mengatakan bahwa reformasi suku bunga China yang dirancang untuk mengarahkan biaya pinjaman yang lebih rendah bagi pelaku usaha dan diharapkan dapat mendukung ekonomi yang melambat telah menjadi katalis positif bagi logam dasar.

“Kita bisa melihat pasar merespons langkah China tersebut dan membuat imbal hasil obligasi diperdagangkan sedikit lebih tinggi, saham lebih tinggi, dan hal itu juga membuat short-covering pada logam dasar,” ujar Ole seperti dikutip dari Reuters.

Reformasi suku bunga China juga memicu harapan Bank Sentral China dapat menurunkan suku bunga acuannya sehingga dapat mendorong pemulihan harga singkat pada logam dasar di tengah kekhawatiran pasar terhadap pasokan aluminium akibat banjir di provinsi Shandong di China, produsen besar logam.

Dolar AS Semakin Perkasa

Penguatan dolar AS terbukti hampir tidak terbendung. Greenback telah berhasil menguat selama 5 perdagangan berturut-turut dan menyentuh level tertingginya sepanjang 2019.

Ahli Strategi Mata Uang Bank of New York Mellon John Velis mengatakan dolar AS berhasil menguat karena investor mulai beralih ke aset berisiko seperti saham dan mulai menjauh dari aset safe haven.

Selain itu, indeks dolar AS juga mendapatkan katalis positif setelah Presiden Federal Reserve Boston Eric Rosengren meremehkan AS yang memerlukan pemotongan suku bunga lebih banyak.

“Kami skeptis bahwa pelonggaran Fed akan melemahkan dolar AS secara signifikan, karena bank sentral lain diperkirakan akan mengurangi suku bunga acuannya lebih banyak dari The Fed,” ujar John seperti dikutip dari Bloomberg.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau naik 5,10 poin atau 0,34 persen ke level US$1.516,70 per troy ounce pukul 18.37 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, emas kontrak Desember bergerak di level 1.503 – 1.518,80.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun sebesar Rp8.000 menjadi Rp749.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun Rp6.000 menjadi Rp678.000 per gram.

Harga emas bergerak cenderung stabil setelah membukukan penurunan harian terbesarnya dalam 1 bulan terakhir pada perdagangan sebelumnya, anjlok di bawah level kunci US$1.500 per troy ounce.

Manajer Portfolio GraniteShares Jeff Klearman mengatakan bahwa reaksi positif pasar terhadap beberapa peristiwa dalam sepekan terakhir untuk emas sudah terlalu banyak sehingga pasar mencari katalis positif untuk mendorong pasar ekuitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper