Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bergerak cenderung stabil pada perdagangan Selasa (20/8/2019) setelah membukukan penurunan harian terbesarnya dalam 1 bulan terakhir pada perdagangan sebelumnya, anjlok di bawah level kunci US$1.500 per troy ounce.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.28 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat tipis 0,1% menjadi US$1.498,43 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex bergerak melemah 0,22% menjadi US$1.508,30 per troy ounce.
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas di pasar spot turun lebih dari 1% menjadi US$1.498,9 per troy ounce karena kekhawatiran pasar terhadap resesi global telah mereda sehingga mengurangi daya tarik investasi aset investasi aman.
Manajer Portfolio GraniteShares Jeff Klearman mengatakan bahwa reaksi positif pasar terhadap beberapa peristiwa dalam sepekan terakhir untuk emas sudah terlalu banyak sehingga pasar mencari katalis positif untuk mendorong pasar ekuitas.
“Namun, pada dasarnya fundamental belum benar-benar berubah pada titik ini, faktor mendasar masih mendukung emas, yaitu kecenderungan bank sentral yang akomodatif di seluruh dunia, kekhawatiran pertumbuhan global yang lebih lambat, dan ketegangan perdagangan AS-China," ujar Jeff seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/8/2019).
Seperti yang diketahui, imbal hasil obligasi AS berhasil berbalik positif sehingga meredakan kekhawatiran pasar terhadap resesi dan mendorong investor untuk kembali mengumpulkan aset berisiko.
Baca Juga
Pasar ekuitas juga bergerak naik setelah rencana China mereformasi suku bunga pinjaman pengusaha sehingga memperkuat harapan bahwa negara ekonomi utama akan bertindak dan menggelontorkan stimulus untuk menghindari perlambatan ekonomi global.
Sementara itu, Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan dalam risetnya bahwa pasar saat ini terfokus pada simposium The Fed di Jackson Hole pada pekan ini.
Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuannya sehingga akan mendorong kenaikan harga emas. Suku bung acuan yang lebih rendah akan membebani dolar AS sehingga membuat emas menjadi lebih murah bagi investor dengan mata uang lainnya.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa saat ini minat investasi aset berisiko masih mendominasi pasar sehingga emas masih akan bergerak tertekan.
“Harga emas berpeluang bergerak turun menguji level support di US$1.491 per troy ounce, dan pelemahan lebih lanjut berpeluang menekan harga emas menguji level support selanjutnya di US$1.485 per troy ounce dan US$1.480 per troy ounce,” ujar Ahmad seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (20/8/2019).