Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah cenderung dijauhi oleh investor menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk menentukan suku bunga acuan sehingga kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (20/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp14.268 per dolar AS, melemah 0,21% atau 30 poin.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dilatarbelakangi berbagai ketidakpastian pasar, terutama menanti pertemuan bulanan Bank Indonesia, pelaku pasar tampak memilih menjauhi rupiah untuk sementara waktu.
“Apabila situasi geopolitik sudah kembali normal, adanya petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS, dan Gubernur BI Perry Warjiyo menetapkan suku bunga acuan sesuai dengan ekspektasi pasar, maka rupiah bisa bangkit kembali,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (20/8/2019).
Rupiah tetap ditutup melemah meksi terdapat harapan para pembuat kebijakan di seluruh dunia akan melepaskan stimulus baru sehingga mendorong peningkatan selera untuk aset berisiko dan mengangkat hasil obligasi pemerintah AS.
Dalam pekan ini, pelaku pasar juga akan menanti pertemuan tahunan Bank Sentral AS di Jackson Hole untuk mencari petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga acuan AS.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 1,75% hingga 2% pada rapat The Fed 18 September mencapai 95%.
Oleh karena itu, dia memprediksi rupiah masih tertekan pada perdagangan Rabu (20/8/2019) akibat sentimen eksternal masih mendominasi pasar sehinga rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.228 per dolar AS hingga Rp14.306 per dolar AS.