Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 22 Juli : IHSG & Rupiah Tergelincir, Minyak Panas Lagi

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak melemah bersama dengan pelemahan bursa Asia dan mayoritas mata uang di kawasan ini.
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta/Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta/Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak melemah bersama dengan pelemahan bursa Asia dan mayoritas mata uang di kawasan ini.

Di sisi lain, menyurutnya optimisme pasar untuk langkah penurunan suku bunga yang agresif oleh bank sentral AS Federal Reserve mengangkat dolar AS sebagai aset safe haven serta membebani aset berisiko.  

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini, Senin (22/7/2019):

Prospek Suku Bunga The Fed Tekan Bursa Asia, IHSG & Rupiah Terseret

IHSG berakhir turun 0,36 persen atau 22,99 poin di level 6.433,55 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (19/7), indeks masih menguat 0,83 persen atau 53,24 poin dan berakhir di posisi 6.456,54, reli hari kedua berturut-turut.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut berakhir di zona merah pada Senin (22/7). Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing turun 0,49 persen dan 0,23 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup turun tipis 0,05 persen.

Bursa saham di kawasan Asia melemah di tengah eskalasi ketegangan di Hong Kong dan menyurutnya spekulasi pemangkasan suku bunga secara agresif oleh bank sentral AS Federal Reserve.

Rupiah Melemah Tipis

Nilai tukar rupiah tergelincir dan berakhir melemah tipis 5 poin atau 0,04 persen di level Rp13.943 per dolar AS, setelah mampu terapresiasi dua hari perdagangan beruntun sebelumnya.

Adapun, indeks dolar AS tampak bergerak stabil setelah para pedagang mengurangi spekulasi pemangkasan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral AS Federal Reserve.

“Saya pikir kita telah melihat sedikit arus safe-haven kembali ke dolar, yang dapat naik lebih lanjut jika Federal Reserve memangkas suku bunga hanya 25 basis poin seperti yang diperkirakan,” kata Nick Twidale, direktur di XChainge, seperti dikutip Reuters.

Iran dan Inggris Memanas di Timur Tengah, Harga Minyak Terpicu

Pascapenangkapan kapal tanker Inggris oleh Iran pada pekan lalu, yang membuat tensi di Timur Tengah meningkat, harga minyak kembali memanas pada perdagangan hari ini.

Edward Moya, analis senior di OANDA New York mengatakan kejatuhan permintaan global dan meningkatnya stok minyak AS telah membuat harga minyak bearish. 

“Tetapi, sentimen tersebut bukan yang terakhir karena ketegangan tetap tinggi di Teluk Persia [mendorong harga minyak menguat],” ujarnya.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2019 terpantau turun tipis 0,40 poin atau 0,03 persen ke level US$1.426,30 per troy ounce pukul 18.47 WIB, seiring dengan menguatnya dolar AS yang membebani prospek permintaan aset ini.

Adapun indeks dolar AS yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama naik 0,12 persen atau 0,118 poin ke posisi 97,269.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik sebesar Rp1.000 menjadi Rp704.000 per gram, sedangkan harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp1.000 menjadi Rp633.000 per gram.

Suplai Melimpah, Harga Karet pun Lesu

Harga karet di Tokyo dan Shanghai kompak tergelincir dan berakhir melemah pada perdagangan hari ini, saat penurunan indeks saham di kawasan Asia dan prospek pasokan yang lebih cerah untuk komoditas ini membebani pasar.

“Karet tertekan oleh penurunan dalam bursa saham Jepang di tengah memudarnya optimisme tentang penurunan suku bunga AS yang agresif,” ujar Naohiro Niimura, mitra di Market Risk Advisory, Tokyo.

Sementara itu, ITG Futures dalam risetnya pekan lalu menerangkan bahwa prospek harga karet masih lesu karena meningkatnya pasokan karet mentah baik di pasar domestik maupun luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper