Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Suku Bunga The Fed Tekan Bursa Asia, IHSG & Rupiah Terseret

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari relinya dan ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (22/7/2019).
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari relinya dan ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (22/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir turun 0,36 persen atau 22,99 poin di level 6.433,55 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (19/7), indeks masih menguat 0,83 persen atau 53,24 poin dan berakhir di posisi 6.456,54, reli hari kedua berturut-turut.

Sebelum tergelincir ke wilayah negatif indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,08 persen atau 4,87 poin di posisi 6.461,41 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.420,35 – 6.468,25.

Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin barang konsumsi (-1,09 persen) dan perdagangan (-0,99 persen). Adapun sektor industri dasar dan finansial masing-masing naik 0,25 persen dan 0,17 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 157 saham menguat, 263 saham melemah, dan 232 saham stagnan.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 2,54 persen dan 1,27 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berakhir melemah 0,18 persen atau 1,04 poin di level 569,46, setelah mampu naik tajam 1 persen pada perdagangan Jumat (19/7).

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut berakhir di zona merah pada Senin (22/7). Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing turun 0,49 persen dan 0,23 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup turun tipis 0,05 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 melemah 1,27 persen dan 0,69 persen. Adapun indeks Hang Seng Kong berakhir melemah 1,37 persen.

Dilansir dari Bloomberg, bursa saham di kawasan Asia melemah di tengah eskalasi ketegangan di Hong Kong dan menyurutnya spekulasi pemangkasan suku bunga secara agresif oleh bank sentral AS Federal Reserve.

Pergerakan pasar saham global pekan lalu mendapat dorongan spekulasi kencang untuk langkah penurunan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin setelah Presiden Fed New York John Williams berbicara di sebuah konferensi akademik tentang manfaat mengambil tindakan cepat pekan lalu.

Namun hal itu mereda setelah juru bicara Fed New York menyampaikan pernyataan yang menekankan bahwa Williams tidak bermaksud mengomentari tindakan kebijakan potensial dalam pertemuan FOMC yang akan datang.

Pandangan tersebut diperkuat oleh komentar Presiden Fed St. Louis James Bullard pada Jumat (19/7/2019).

“Saya melihat [penurunan] sebesar 25 basis poin dalam pertemuan mendatang,” ujar Presiden Fed St. Louis Fed James Bullard, salah satu pembuat kebijakan yang diketahui berpandangan paling dovish, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar kini lebih memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC meeting) yang akan digelar 30-31 Juli mendatang.

Wall Street Journal melaporkan The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin bulan ini, dan dapat melakukan pemangkasan lebih lanjut di masa depan mengingat ketidakpastian pertumbuhan global dan perdagangan.

“Pasar saat ini kembali dengan perkiraan pemangkasan sebesar 25 basis poin dibandingkan dengan pekan lalu,” ujar Craig Chan, kepala strategi valas global di Nomura, Singapura.

Nilai tukar rupiah pun tergelincir dan berakhir melemah tipis 5 poin atau 0,04 persen di level Rp13.943 per dolar AS, setelah mampu terapresiasi dua hari perdagangan beruntun sebelumnya.

Adapun, indeks dolar AS tampak bergerak stabil setelah para pedagang mengurangi spekulasi pemangkasan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral AS Federal Reserve.

“[Namun] secara keseluruhan, kondisi pergerakan nilai tukar rupiah masih masuk akal pada saat ini,” tambah Chan.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

HMSP

-2,54

BMRI

-1,27

UNVR

-1,15

CPIN

-3,57

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBCA

+1,45

TPIA

+6,19

MYOR

+4,95

BBRI

+0,45

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper