Bisnis.com, JAKARTA - PT Hensel Davest Indonesia Tbk. mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (12/7/2019) dengan kode saham HDIT.
HDIT bergerak di sektor e-commerce dan digital product dan didirikan pada 7 Januari 2013. Perseroan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 381,17 juta saham pada harga pelaksanaan Rp525 per saham.
Dengan demikian, HDIT mengantongi dana segar dari IPO sebesar Rp200,11 miliar. Rencananya, 65% dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, 10% untuk pengembangan information communication technology, dan 25% untuk operasional perusahaan.
Di sisi lain, Hensel Davest Indonesia menggenggam total aset Rp184,49 miliar pada akhir 2018. Adapun total liabilitas dan ekuitasnya masing-masing Rp34,98 miliar dan Rp149,51 miliar.
Sementara itu, pendapatan Hensel Davest Indonesia dalam 3 tahun terakhir mencapapi Rp2,14 triliun pada 2016, Rp5,5 triliun pada 2017, dan Rp6 triliun pada 2018. Sementara itu, laba bersihnya tercatat sebesar Rp10,91 miliar pada 2017 dan Rp11,33 miliar pada 2018.
Setelah IPO, komposisi pemegang saham Hensel Davest Indonesia terdiri atas PT Davest Investama Mandiri 65,65%, PT Anugerah Berkat Abadindo 0,72%, PT Anugerah Indonesia Sejahtera 8,62%, Edwin Hosan 0,001%, dan publik 25%.
HDIT menjadi perusahaan tercatat ke-32 yang tercatat di BEI sepanjang tahun berjalan 2019. Sahamnya dicatatkan di Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI).