Bisnis.com, JAKARTA — Emiten jasa pertambangan batu bara PT SMR Utama Tbk. merealisasikan volume overburden removal atau pengupasan lapisan penutup batu bara 6,6 juta bank cubic meter sampai dengan Maret 2019.
Corporate Secretary SMR Utama Ricky Kosasih menjelaskan bahwa saat ini perseroan bekerja di PT Berau Coal dan PT Gunung Bara Utama. Sampai dengan Maret 2019, realisasi volume overburden removal mencapai 6,6 juta bank cubic meter (bcm). “Target volume OB di 2019 kurang lebih 30 juta bcm,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (20/5/2019).
Ricky menyebut kontribusi pendapatan perseroan 100% masih berasal dari cucu usaha PT Ricobana Abadi (RBA). Dengan demikian, emiten berkode saham SMRU itu masih fokus di bisnis kontraktor pertambangan.
Seperti diketahui, RBA menyediakan jasa penambangan batu bara open pit dan jasa operasional penambangan untuk produsen komoditas itu di Indonesia. Layanan utama RBA yakni pengupasan tanah, penyewaan alat berat, dan pengangkutan batu bara.
Dalam laporan tahunan 2018 SMRU, disebutkan bahwa pendapatan bersih RBA berasal dari pengupasan tanah dan jasa pengangkutan batu bara. RBA merupakan anak usaha PT Ricobana dengan kepemilikan saham 99,99%. Sementara itu, SMRU mengempit kepemilikan saham 99,99% di Ricobana.
Pada kuartal I/2019, SMRU melaporkan pendapatan usaha Rp171,71 miliar. Realisasi itu naik tipis dari Rp170,89 miliar pada kuartal I/2018.
Baca Juga
Kendati demikian, perseroan tercatat membukukan rugi bersih Rp32,63 miliar pada akhir Maret 2019. Posisi itu bertambah dari Rp26,62 miliar pada kuartal I/2018.