Bisnis.com, JAKARTA — Entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya Beton Tbk., berencana melepas saham treasury milik perseroan sekitar 377,15 juta lembar pada 2019.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Beton Mohammad Syafi'i mengatakan tahun ini merupakan batas terakhir perseroan untuk melepas saham treasury atau saham simpanan milik perseroan. Batas akhir melepas sebanyak 377.157.951 lembar atau setara dengan 4,33% dari modal yakni pada November 2019. “Kami sudah diskusi dengan Wijaya Karya jadi kemungkinan akan dilepas tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Dia mengatakan bahwa saat ini perseroan belum menentukan level harga untuk melepas saham simpanan tersebut. Akan tetapi, pihaknya memproyeksikan pelepasan dilakukan setidaknya ketika telah sedikit melewati harga penawaran umum perdana saham atau IPO. “Targetnya sedikit saja di atas harga IPO, kalau sudah Rp600 lepas saja,” ujarnya.
Mohammad menjelaskan bahwa penjualan saham treasury menjadi salah satu opsi yang disiapkan untuk memenuhi sumber belanja modal tahun ini. Selain itu, WTON juga menyiapkan beberapa aksi korporasi seperti penerbitan obligasi, surat utang jangka menengah, hingga rights issue.
Berdasarkan data Bloomberg, emiten berkode saham WTON itu melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) 8 April 2014. Saat ini, perseroan melantai di bursa dengan harga Rp590 per saham.
Pada sesi perdagangan, Jumat (15/3/2019), harga saham WTON tercatat mengalami koreksi 15 poin atau 2,52% ke level Rp580. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp5,05 triliun dengan price earning ratio (PER) 10,36 kali. Sepanjang periode berjalan 2019, pergerakan saham WTON berada di tren positif. Laju produsen beton itu mencatatkan return positif 54,26%.
Baca Juga
Adapun, pagi ini, Senin (18/3/2019) saham WTON dibuka pada level Rp580, kemudian naik 5 poin atau 0,86% ke level Rp585 pada pukul 09.19 WIB.
Secara terpisah, Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan menjelaskan bahwa umumnya investor akan lebih berhati-hati untuk melakukan pembelian apabila emiten sedang melakukan penjualan saham treasury. Akan tetapi, dengan harga saham WTON yang sudah hampir naik 100% dalam setengah tahun, menurutnya menjadi momentum untuk penjualan sudah tepat.
“Kalau melihat pertumbuhan laba WTON yang sebesar 44% dan dengan tren dari tahun ke tahun yang terus meningkat sebenarnya dapat dikatakan masih cukup menarik bagi investor,” jelasnya.
Frankie menilai koreksi yang terjadi bisa menjadi momentum baik untuk investor mengakumulasi saham WTON. Pihaknya masih merekomendasikan beli saham WTON dengan target harga Rp680 per saham.
Sebagai catatan, Pada 2019, WTON membidik kontrak baru Rp9,07 triliun. Target tersebut tumbuh 17,9% dari realisasi Rp7,70 triliun pada 2018. Adapun, total kontrak dihadapi atau order book diproyeksikan naik dari Rp13,13 triliun pada 2018 menjadi Rp15,17 triliun tuhun ini.
Dari situ, WTON memproyeksikan dapat mengamankan pendapatan Rp7,96 triliun pada 2019. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan menembus Rp560 miliar tahun ini.
WTON mengantongi pendapatan Rp6,93 triliun pada 2018. Pencapaian itu naik 29,25% dari Rp5,36 triliun pada 2017. Dari situ, WTON mengamankan laba bersih Rp486,35 miliar pada 2018. Pencapaian tersebut tumbuh 44,27% dibandingkan dengan Rp337,12 miliar pada 2017.