Bisnis.com, JAKARTA— PT PP Presisi Tbk. menargetkan proses akusisi perusahaan di bidang soil improvement dan pondasi dapat rampung pada semester I/2019.
Bambang Suyitno, Investor Relation PT PP Presisi Tbk. mengungkapkan perseroan terus mengembangkan engineering capacity dan capability secara simultan baik secara organik maupun anorganik. Hal itu untuk memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dia menjelaskan bahwa penentuan pertumbuhan organik maupun anorganik mengacu kepada korider penciptaan nilai. Tujuannya, untuk meningkatkan shareholder value.
Pada 2019, sambungnya, perseroan akan melanjutkan proses akuisisi perusahaan di bidang soil improvement dan pondasi. Aksi tersebut belum dirampungkan emiten berkode saham PPRE itu tahun lalu.
“Diharapkan pada semester I/2019 akuisisi ini akan rampung. Lewat akuisisi, diharapkan perseroan dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan geotech yang banyak dibutuhkan pada pembangunan bandara, pelabuhan serta pembangunan di atas lahan labil yang saat ini banyak dikerjakan oleh perusahaan asing,” jelasnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Dari sisi organik, Bambang mengungkapkan akan lebih mendorong entitas anak, PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), untuk meningkatkan bisnis pertambangan. Artinya, LMA tidak terbatas kepada pekerjaan coal hauling saja tetapi mengerjakan jasa pertambangan terintegrasi.
PPRE, sambungnya, juga akan mengembangkan ready mix dengan membeli lahan tambang quarry batu. Selanjutnya, entitas anak PT PP (Persero) Tbk. itu akan mengembangkan presisi formwork sebagai inovasi pekerjaan yang dapat menghemat waktu pengerjaan dan tenaga.
Untuk rencana tersebut, Bambang mengungkapkan perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun. Dana itu akan bersumber 70% dari pinjaman dan 30% ekuitas, termasuk dana sisa hasil penawaran umum perdana saham (IPO).
“Sisa dana IPO per 31 Desember 2018 senilai Rp463,4 miliar,” jelasnya.