Bisnis.com, JAKARTA — Obligasi dan sukuk ijarah yang ditawarkan emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) tidak mencapai target yang ditetapkan. Namun demikian, EXCL tetap yakin dapat membiayai belanja modal untuk tahun ini.
Dengan total penawaran sebanyak-banyaknya Rp2 triliun, pasar hanya menyerap Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II/2019 senilai Rp634 miliar dan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap II/2019 senilai Rp640 miliar.
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih pun menyampaikan bahwa EXCL masih memiliki alternatif sumber pendanaan lain, yakni dari kas internal, pinjaman dari kreditur maupun perbankan, untuk membiayai belanja modal tahun ini.
“Perusahaan memiliki kapasitas untuk tetap melakukan belanja modal dan/atau ekspansi bisnis pada tahun 2019 dan tahun-tahun yang akan datang,” kata Tri kepada Bisnis, Jumat (8/2/2019).
Lebih lanjut, Tri mengungkapkan bahwa strategi penerbitan obligasi dan sukuk pada tahun ini memang berbeda dengan yang diterbitkan pada tahun lalu.
Tahun ini, EXCL menerapkan strategi harga (pricing strategy) yang dapat mendukung penerapan effective cost management. Adapun implementasi pricing strategy yang kompetitif tersebut didorong oleh adanya tren positif dengan menurunnya yield obligasi pemerintah sejak Oktober 2018.
Sebagaimana diketahui, obligasi dan sukuk ijarah yang ditawarkan emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) hanya terserap masing-masing Rp634 miliar dan Rp640 miliar.
Dalam informasi tambahan yang dirilis EXCL pada Kamis (7/2/2019), hasil dari Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II/2019 dan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap II/2019 tidak sesuai dengan target yang diincar sebelumnya, yakni total sebanyak-banyaknya Rp2 triliun.