Bisnis.com, JAKARTA – Asia pada 2017 telah menjadi pasar terbesar minyak mentah Amerika Serikat dan diperkirakan pada tahun ini masih menjadi pembeli terbesar minyak dari Negeri Paman Sam.
Data Biro Sensus AS menunjukkan, dua tahun setelah Washington mengakhiri larangan ekspor minyak mentahnya, Asia telah menyerap hampir 37% minyak yang dikirim AS ke luar negeri pada 2017, naik dari 9% pada 2016.
Rinciannya, Asia mengimpor sebanyak 36,7%, disusul oleh Amerika Utara sebanyak 29.5%. Adapun Eropa mengimpor minyak AS sebanyak 25,7%, sementara sisanya sebanyak 7,6% diimpor oleh Amerika Tengah dan Selatan.
Keinginan Asia akan pasokan diperkirakan akan tumbuh. China menjadi pengimpor minyak mentah terbesar di dunia pada tahun lalu, mengambil bagian terbesar di Asia dari minyak AS.
“Pabrik kilang minyak pemerintahnya [China] menambahkan kapasitas sebanyak setengah juta barel per hari pada 2018 dan penyuling independen juga berkembang,” tutur Elisabeth Murphy, analis Wakefield , Massachusetts—based ESAI Energy Inc.
Murphy mengatakan bahwa ledakan serpihan di Amerika Utara diperkirakan akan mendorong minyak AS dalam jumlah banyak untuk diekspor di samping perkiraan produksi pemerintah mencapai 11 juta bph dalam 9 bulan, menyalib produksi minyak Arab Saudi dan Rusia.
Baca Juga
“Tapi akhirnya, harga minyak mentah AS akan menentukan kekuatan ekspor dan Asia jelas merupakan pasar dimana ekspor akan tumbuh,” lanjutnya.