Bisnis.com, JAKARTA— Emiten perkebunan, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) mencatat penurunan penjualan sebesar 8,11% pada 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2016 yang dipublikasikan Rabu (1/3/2017), penjualan perseroan tercatat Rp3,85 triliun atau turun 8,11% dibandingkan dengan 2015 yang senilai Rp4,19 triliun. Beban pokok penjualan turun menjadi Rp2,74 triliun dari sebelumnya Rp3,07 triliun.
Dengan demikian, laba kotor perseroan tercatat Rp1,11 triun atau stagnan dibandingkan dengan 2015 yang juga senilai Rp1,11 triliun.
Adapun beban penjualan naik tipis menjadi Rp60,87 miliar dari Rp54,38 miliar dan beban umum administrasi turun menjadi Rp260,34 miliar dari Rp297,11 miliar. Namun, penghasilan operasi lain juga ikut turun menjadi Rp55,88 miliar dari Rp103,50 miliar. Penghasilan keuangan juga turun menjadi Rp28,29 miliar dari Rp45,39 miliar.
Sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp778,56 miliar atau turun 4,86% dibandingkan 2015 yang senilai Rp818,40 miliar.
Yang membuat laba kian tertekan adalah adanya selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan usaha luar negeri sebesar Rp40,35 miliar. Padahal, pada 2015 masih mencatat untung selisih kurs senilai Rp14,32 miliar.
Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp593,83 miliar atau turun 4,73% dibandingkan dengan 2015 yang senilai Rp623,31 miliar.
Sementara, total aset perseroan tercatat Rp9,46 triliun, dengan total ekuitas Rp7,64 triliun dan total liabilitas Rp1,81 triliun.