Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan pekan ini masih berpotensi tertekan penguatan dolar.
Indeks dolar mendapatkan kembali kekuatannya pasca rilis FOMC minutes meeting minggu lalu yang cukup hawkish. Peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) target pada FOMC meeting pertengahan Juni 2016 meningkat ke 32% dari hanya 20% di April 2016.
“Minggu ini dolar bisa menguat lagi sehingga rupiah juga masih memiliki ruang untuk terdepresiasi,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya.
Dari domestik, ujarnya, perlambatan PDB, ketidakpastian fiskal serta peringkat S&P masih akan membuat rupiah lebih rentan dari gejolak eksternal.
Dia mengemukakan gejolak eksternal diperkirakan temporer, sehingga peluang penguatan rupiah masih terbuka dalam jangka menengah.
“Harga komoditas yang membaik serta ekspektasi pelonggaran moneter menjadi sedikit hal positif yang menopang rupiah,” kata Rangga.