Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat tidak mampu mendongkrak harga minyak WTI yang kini berada di level US$27 per barel.
Minyak WTI diperdagangkan melemah 1,75% ke US$27,45 per barel pada penutupan perdagangan Rabu (10/2/2016) atau Rabu pagi WIB. Sedangkan Brent mampu menguat 1,72% ke US$30,84 setelah kemarin anjlok lebih dari 6%.
Harga minyak di bursa komoditas New York masih merosot meskipun laporan Badan Informasi Energi (EIA) AS menyatakan stok minyak mentah di Negeri Paman Sam turun 754.000 barel pada pekan lalu di saat pasar memperkirakan kenaikan 3,6 juta barel.
“Penurunan tersebut lebih merupakan hasil dari impor yang rendah. Impor bisa saja terhambat dan akan rebound di pekan berikutnya,” kata Tim Evans dari Citi Futures Perspective di New York kepada Bloomberg.
Impor minyak AS merosot 14% ke 7,12 juta barel per hari atau penurunan paling tajam sejak Desember 2014. Data lain yang dirilis EIA masih mengindikasikan kenaikan produksi minyak di AS. Stok minyak di Cushing, hub distribusi minyak WTI, naik 523.000 barel menjadi 64,7 juta barel pada pekan lalu.
Stok minyak yang melimpah membuat BP Plc memproyeksikan harga akan bertahan rendah sepanjang semester I/2016. CEO BP Robert Dudley mengatakan harga baru akan rebound setelah seluruh tangki minyak di dunia penuh.
“Pasar mulai akan seimbang di paruh kedua tahun ini, begitu setiap tangki dan kolam renang di dunia penuh dan faktor fundamental mulai tampak,” kata Dudley.