Bisnis.com, JAKARTA--PT Bursa Efek Indonesia membekukan perdagangan saham PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) setelah mengakuisisi RITS Venture Limited.
Arif M. Prawirawinata, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Non Group BEI, mengatakan penghentian perdagangan saham SIAP setelah otoritas bursa mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan kinerja perseroan setelah akuisisi RITS dan penyajian laporan keuangan interim per 30 September 2014.
"Serta dalam rangka menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek SIAP di seluruh pasar," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/2/2015).
Penghentian perdagangan saham SIAP dilakukan sejak sesi I, Jumat (6/2/2015) hingga pengumuman BEI lebih lanjut. BEI saat ini tengah meminta penjelasan kepada manajemen SIAP.
Sehari sebelumnya, Direktur Utama SIAP M. Suluhuddin Noor menjelaskan terkait laporan keuangan per 30 September 2014, perseroan akan diperbaiki paling lambat pada 6 Februari 2015. "Berikut penjelasan perubahan saldo akun 20% atau lebih, jika ada," katanya.
Sementara itu, kinerja perseroan setelah mengakuisisi RITS, yang merupakan bisnis baru pada sektor pertambangan batu bara, disebutkan belum belum beroperasi secara komersial.
Dia mengatakan, pengoperasian area pertambangan IWBMC milik RITS masih terkendala sejumlah persoalan. Terlambatnya realisasi pendanaan pinjaman dari Fundamental Resources Pte. Ltd. melalui SIAP menjadikan operasional IWBMC terhambat.
Pinjaman yang dimaksud adalah alokasi sebesar Rp75 miliar dengan jangka waktu 3 tahun dan tingkat suku bunga 12,5% per tahun. Pinjaman tersebut baru direalisasikan mulai Desember 2014.
"Keterlambatan pendanaan ini berdampak tertundanya pelaksanaan persiapan operasi, meliputi kegiatan pembebasan lahan dan pembangunan sarana dan prasarana pertambangan," tuturnya.
Kendala berikutnya, kata dia, terkait pasar batu bara yang harganya terus merosot. Sehingga, kontrak-kontrak yang dimiliki harus diadendum kembali a.l dengan Evertrade, Asia Express, dan Binh Duong yang telah disepakati pada 12 Januari 2015 dengan hasil penundaan jadwal pengiriman mulai Juni 2015.
Manajemen SIAP juga tengah melakukan renegosiasi kontrak-kontrak lain terutama pada sisi harga batu bara. Kendala berikutnya yakni perubahan kebijakan baru pemerintah khususnya di bidang ekspor dan produksi batu bara.
Adapun, terkait akuisisi perusahaan agen bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas Pertamina PT Mahaputra Adi Nusa (MAN) yang telah diumumkan pada 12 Desember 2014, disebutkan masih dalam proses persetujuan sejumlah pihak yakni Pertamina Pelumas dan Bank BRI.
Perseroan telah menandatangani akta jual beli saham bersyarat dengan Zakie Mubarak Yos. SIAP akan membeli 4.000 lembar saham yang mewakili 80% saham MAN senilai Rp21,04 miliar.
"Dana akuisisi bersumber dari pinjaman perseroan kepada Fundamental Resources bersamaan dengan pinjaman lainnya untuk keperluan IWBMC," jelasnya.