Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Delisting Merck Sharp (SCPI) Terhambat Investor Ritel

Rencana PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. untuk menjadi perusahaan tertutup terkendala investor ritel yang belum melepaskan kepemilikan sahamnya di emiten farmasi tersebut.
 Bursa Efek Indonesia/Bisnis.com
Bursa Efek Indonesia/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. untuk menjadi perusahaan tertutup terkendala investor ritel yang belum melepaskan kepemilikan sahamnya di emiten farmasi tersebut.

Direktur Merck Sharp Dohme Pharma Novian Zein mengatakan untuk memuluskan rencanadelisting, perseroan telah menurunkan kepemilikan saham publik dari 10,8% menjadi hanya 1,57% atau 56.520 lembar saham. Namun, pencapaian ini masih belum memenuhi persyaratan untuk menjadi perusahaan tertutup.

“Sebanyak 56.520 lembar saham itu dipegang oleh 500 investor ritel. Nah, kami kesulitan untuk menemukan mereka,” katanya, Selasa (9/12/2014).

Novian melanjutkan kendala utama yang ditemui perseroan untuk membeli kembali saham investor ritel tersebut karena banyak dari mereka yang pindah rumah sehingga sulit dihubungi. Selain menggandeng PT Bahana Securities, perseroan juga sudah menyewa investigator untuk menemukan investor ritel yang masih memegang saham emiten berkode SCPI tersebut.

Hambatan tersebut membuat perseroan kesulitan mematok target untuk delisting. Namun, SCPI berharap bisa menyelesaikan rencana tersebut pada tahun depan. Untuk menarik minat investor ritel agar mau melepaskan kepemilikan sahamnya, perseroan sebenarnya sudah menawarkan harga premium sebesar Rp100.000 per lembar saham.

Novian menuturkan keinginan perseroan untuk menjadi perusahaan tertutup terutama agar bisa lebih leluasa mengatur operasional. Apalagi, dia juga mengklaim SCPI masih bisa memenuhi kebutuhan dana dari induk usahanya.

Sementara itu, penjualan SCPI pada kuartal III/2014 naik 141% dari sebelumnya Rp285,87 miliar menjadi Rp691,170 miliar. Kenaikan ini berhasil membuat perseroan menekan rugi bersih dari sebelumnya Rp112,03 miliar menjadi hanya Rp9,98 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper