Bisnis.com,JAKARTA— Setelah hampir setahun mengumumkan rencana delisting, PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. masih kesulitan mengumpulkan saham dari para investor publik yang tersisa.
Communication Manager Merck Sharp Dohme Pharma Diah Ira Setyawati mengatakan rencana perseroan untuk delisting sebenarnya telah diajukan sejak tahun lalu. Namun, sampai saat ini emiten berkode SCPI ini mengaku kesulitan menemukan investor publik yang tersisa.
“Sampai sekarang masih ada sekitar 540 pemegang saham ritel yang belum bisa ditemukan,” katanya kepada Bisnis.
Diah melanjutkan, 540 investor tersebut saat ini memegang 1,75% dari modal ditempatkan dan disetor penuh di SCPI atau sekitar 57.300 lembar saham. Perseroan terus melakukan upaya pembelian saham dengan memasang iklan di media cetak dan online.
Sebelumnya, Direktur Merck Sharp Dohme Pharma Novian Zein mengatakan perseroan kesulitan membeli kembali saham investor ritel tersebut karena banyak dari mereka yang pindah rumah sehingga sulit dihubungi. Selain menggandeng PT Bahana Securities, perseroan juga sudah menyewa investigator swasta untuk menemukan investor ritel tersebut.
Guna menarik minat investor ritel agar mau melepaskan kepemilikan sahamnya, perseroan sebenarnya sudah menawarkan harga premium sebesar Rp100.000 per lembar saham.
Novian menuturkan, keinginan perseroan untuk menjadi perusahaan tertutup terutama agar bisa lebih leluasa mengatur operasional. Apalagi, dia juga mengklaim SCPI masih bisa memenuhi kebutuhan dana dari induk usahanya.