Bisnis.com, JAKARTA — PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. masih merampungkan proses menjadi perusahaan go private. Hal ini menyusul rencana delisting perseroan yang telah disetujui pada Januari 2014 silam.
Sekretaris Perusahaan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. Erwin Agung mengatakan sampai 2018 lalu perseroan masih berhasil mencetak laba Rp127,09 miliar naik sedikit dari 2017 yang sebesar Rp122,51 miliar.
Sementara dari sisi penjualan sepanjang 2018 berhasil naik 0,96 persen atau Rp2,20 triliun dibanding periode tahun sebelumnya.
"Secara kinerja 2018 dan 2019 hampir sama, kami belum menyelesaikan audit laporan keuangan untuk 2019 kemungkinan akhir bulan ini. Dari laba 2018 kami juga belum ada rencana pembagian dividen," katanya, Senin (9/3/2020).
Erwin mengemukakan perseroan lebih memilih melakukan penyelesaian hutang dan go private yang sudah direncanakan sejak lama. Pasalnya, persoalan delisting tertunda karena perseroan kesulitan mencari 300 orang pemegang saham yang tidak bisa diidentifikasi.
Alhasil, dalam menentukan target penyelesaian delisting pun perseroan belum memiliki gambaran karena kesulitan pencarian investor tersebut.
Baca Juga
Erwin mengemukakan prinsipnya alasan perseroan ingin menjadi perusahaan privat dengan pertimbangan simplifikasi agar tidak terbebani kewajiban publik yang harus dipenuhi.
"Secara kebutuhan permodalan kami menganggap tidak perlu lagi dari luar, modal tahun ini juga kami menggunakan dana internal juga paling pinjaman dari induk," ujarnya.