Bisnis.com, JAKARTA – Tim riset Henan Putihrai Analytics menyatakan berita aksi korporasi sejumlah emiten menjadi sorotan utama investor pada hari ini, Kamis (17/7/2014).
Untuk informasi lengkapnya, berikut kumpulan berita bursa yang banyak dibaca investor hari ini:
DILD Membukukan Penjualan Marketing mencapai Rp43% dari Target
DILD hingga semester I-2014 berhasil membukukan penjualan marketing mencapai Rp1,18 triliun atau 43% dari target sepanjang ini yang telah ditetapkan senilai Rp2,8 triliun. (IMQ21.com)
TBIG Mulai Mengembangkan Bisnis Serat Optik
TBIG mulai mengembangkan bisnis serat optik atau fiber optic. TBIG menggunakan fiber optic untuk mini tower yang dimilikinya. Saat ini TBIG memiliki 200 mini tower yang seluruhnya ada di Jakarta. (Kontan.com)
BI: Kebijakan BI Rate Tergantung The Fed
Kenaikan suku bunga (interest rate) yang dilakukan The Fed, bukan merupakan faktor utama bagi Bank Indonesia (BI) untuk memutuskan kebijakan terkait suku bunga acuan (BI Rate). (IQPlus)
Defisit Transaksi Berjalan RI Tahun ini Diprediksi 3,3% dari GDP
Defisit transaksi berjalan Indonesia tahun ini diperkirakan di level 3,3% dari gross domestic product (GDP) dibandingkan tahun lalu karena penurunan ekspor batu bara dan naiknya impor bahan bakar. (IQPlus)
BINA Bukukan Laba Bersih Rp7,44 Miliar di Semester I
BINA membukukan laba bersih Rp7,44 miliar di semester I-2014 atau meningkat dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,14 miliar. (IQPlus)
APLN Investasi Rp50 Triliun untuk Membuat Pulau Buatan
APLN akan membuat 17 pulau buatan di kawasan Utara, Jakarta. Proyek pulau buatan tersebut dinamakan Pluit City yang memiliki luas lahan 160 ha dengan nilai investasi awal reklamasi sekitar Rp25 triliun-Rp50 triliun. (Neraca)
SMGR Mampu Efisiensi Rp120 Miliar Per Tahun
SMGR mambangun pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG). Pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang ini mampu menghemat listrik mencapai 152 juta kWh per tahun atau dengan biaya listrik sekitar Rp120 miliar per tahun. (Neraca)