Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Musim Hujan, Produksi Karet London Sumatra (LSIP) Bisa Melonjak 30%

Memasuki musim penghujan, produksi karet PT PP London Sumatra Indonesia Tbk diperkirakan melonjak hingga 30% dari rata-rata produksi harian.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, KOTAPINANG - Memasuki musim penghujan, produksi karet PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) diperkirakan melonjak hingga 30% dari rata-rata produksi harian.

Pabrik Karet PT PP London Sumatra Sei Rumbiya, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatra Utara, yang memiliki kontribusi 40% terhadap total produksi karet Lonsum, diperkirakan terus melonjak pada musim penghujan.

Manager Pabrik Karet PT PP Lonsum Sei Rumbiya Abdul Aziz menjelaskan pabrik pengolahan karet Sei Rumbiya memiliki spesifikasi untuk pengolahan latex dan lump menjadi karet lembaran dan karet remah.

Getah karet yang diproduksi tersebut dihasilkan dari perkebunan milik perusahaan seluas 5.882 hektare. Dari perkebunan itu, sebanyak 80% atau sekitar 4.000 Ha merupakan tanaman karet dan 20% atau sekitar 1.000 Ha adalah tanaman kelapa sawit.

Produksi yang dihasilkan pada periode Januari-Juni 2013 mencapai 13.928 ton TBS sawit dan 1.850 ton karet kering. Untuk karet diproduksi oleh dua pabrik pengolahan yakni pabrik pengolahan rubber dan lump.

Dia menjelaskan pabrik pengolahan karet seluas 8 Ha ini pada periode Januari-Juni 2013 menghasilkan 1.289 ton karet lembaran dan 1.023 ton karet remah.

"Hasil produksi karet di Sei Rumbiya diperuntukkan bagi ekspor 100%. Produksi kami di Sei Rumbiya berkontribusi sekitar 40% dari total produksi karet Lonsum," ungkapnya, Selasa (26/11/2013).

Menurutnya produksi pabrik karet di Sei Rumbiya sangat dipengaruhi oleh hasil produksi perkebunan karet. Faktor pendukung dalam proses produksi pabrik karet bergantung pada faktor alam terutama tingginya curah hujan.

Meskipun setiap tahun curah hujan selalu berbeda, dia telah mengamati produksi karet setiap tahun selalu berkorelasi positif dengan tingginya curah hujan.

Saat memasuki musim kemarau, dia mencontohkan, produksi pabrik karet Sei Rumbiya juga akan menurun. Sedangkan pada musim penghujan, produksi akan melonjak hingga 30% dari biasanya.

"Kalau musim kemarau hasil dari perkebunan juga susut, jadi saat musim hujan bisa melonjak sampai 30%," katanya.

Produksi karet latex saat puncak musim hujan pada Januari 2013 tercatat mencapai 243,71 ton, kemudian meningkat menjadi 247,48 ton pada Februari 2013.

Penurunan produksi sudah mulai terjadi saat memasuki musim kemarau pada Maret 2013 menjadi 235,82 ton. Adapun pada April dan Mei secara berturut-turut menjadi 182,44 ton dan 183,66 ton.

Rata-rata dalam setahun, pabrik karet Sei Rumbiya dapat memproduksi sekiar 5.000 ton karet. Hingga Oktober 2013, tercatat jumlah produksi telah mencapai 4.000 ton. "Masih kurang 18% dari total target produksi tahun ini 5.200 ton karet latex dan lumb," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper