Bisnis.com, JAKARTA - Harga kedelai turun dari level tertinggi dalam delapan pekan terkait ekspektasi kelembaban tanah di Brasil lebih baik dan hujan di Argentina akan meningkatkan hasil panen.
Kontrak kedelai untuk pengiriman Januari melemah hingga 0,3% menjadi US$13,16 per bushel di bursa Chicago Board of Trade dan tercatat US$13,17 pada pukul 10.54 di Singapura atau pukul 09.54 WIB. Harga kedelai naik ke US$13,22 pada 22 November atau yang tertinggi sejak 27 September menyusul munculnya isyarat peningkatan permintaan terhadap suplai kedelai AS.
Harga kedelai turun 6,6% tahun ini pada saat produksi global diperkirakan naik ke rekor 283,5 juta ton, menurut prediksi Departemen Pertanian (USDA). Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah utara Brasil sepanjang pekan ini akan meningkatkan kelembaban tanah.
Sedangkan cuaca kering di kawasan selatan akan membuat kelembaban berkurang, menurut MDA Information Systems LLC pada 22 November. Di Argentina, hujan yang turun di bagian tengah Buenos Aires awal pekan ini akan meningkatkan kelembaban sehingga mencegah kerusakan pada hasil panen, menurut lembaga tersebut.
“Untuk panen kedelai dari Amerika Selatan, cuaca sangat menguntungkan dalam jangka pendek,” ujar analis Paul Deane dari Australia & New Zealand Banking Group Ltd. sebagaimana dikutip Bloomberg.com, Senin (25/11/2013). Menurutnya, kelembaban tanah di Brasil umumnya bagus, sedangkan cuaca kering di Argentina menjaga tanaman kedelai lebih baik.
Produksi di Brasil akan naik ke rekor 88 juta ton selama 2013-2014 dan panen di Argentina akan naik 8,5% menjadi 53,5 juta ton, menurut USDA.