Bisnis.com, JAKARTA - Kontrak kedelai dan jagung turun di Chicago akibat spekulasi bahwa musim kering akan membuat petani AS mempercepat penjualan hasil panen yang tertunda akibat musim tanam yang telat.
Para petani memanen 63% kedelai dan 39% jagung di kawasan perkebunan utama pada 20 Oktober lalu atau di bawah rata-rata lima tahun, menurut Departemen Pertanian AS sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (23/10/2013).
Sekitar 60% jagung dalam kondisi yang sangat baik atau naik dari posisi 55% pada 29 September. Sedangkan panen kedelai naik jadi 57% dari 53%, menurut pemerintah.
“Musim kering pekan ini akan membantu petani menyelesaikan panen kedelai mereka di banyak kawasan perkebunan sehingga angka penjualan tunai makin tinggi,” ujar Chad Henderson, presiden Prime Agricultural Consultants Inc. di Brookfield, Wisconsin.
Menurutnya, perbaikan jumlah hasil panen menunjukkan bahwa petani akan memanen lebih banyak jagung dan kedelai.
Kontrak kedelai untuk pengiriman Januari turun 0,2% menjadi US$12,975 per bushel pukul 13.15 waktu setempat atau pukul 12.15 WIB. Harga komoditas itu mencapai US$13,0125 kemarin atau yang tertinggi sejak 10 Oktober.
Produksi kedelai AS akan naik 4,4% ke posisi tertinggi dalam 3 tahun , menurut Departemen Pertanian AS pada 12 September.
Kontrak jagung untuk pengiriman Desember anjlok 1,3% menjadi US$4.3825 pe bushel di Chicago atau penurunan terbesar sejak 8 Oktober lalu.