Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koreksi Pasar Obligasi, Serupa Tapi Tidak Sama 2008

Bisnis.com, JAKARTA -- Penurunan harga obligasi yang terjadi dalam sepekan terakhir telah memberikan kekhawatiran pasar surat utang negara akan kembali ke kondisi pada 2008. Benarkah demikian?

Bisnis.com, JAKARTA -- Penurunan harga obligasi yang terjadi dalam sepekan terakhir telah memberikan kekhawatiran pasar surat utang negara akan kembali ke kondisi pada 2008. Benarkah demikian?

Amir Dalimunthe, Debt Research Analyst PT Danareksa Sekuritas, menuturkan kondisi pasar obligasi saat ini serupa tetapi tidak sama dengan kejadian yang dialami pada 2008.

Menurutnya, kemiripan kondisi pada kedua periode tersebut adalah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, inflasi tinggi, rupiah melemah, dan indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi sangat dalam.

Adapun, perbedaannya adalah pada 2008 Amerika Serikat sedang mengalami krisis ekonomi, sementara saat ini kondisi perekonomian di negara tersebut justru mulai pulih.

Selain itu, Indonesia belum mendapatkan investment grade pada saat itu dan inflasi dalam beberapa tahun terakhir lebih terkendali, termasuk pascakenaikan harga BBM [bahan bakar minyak bersubsidi], dibandingkan dengan kondisi pada 2008.

“Biasanya setelah beberapa periode, shock setelah kenaikan harga BBM akan hilang. Seharusnya saat ini posisi Indonesia lebih kuat dari 2008,” paparnya, Minggu (8/9/2013).

Namun, lanjutnya, pasar obligasi mungkin sulit untuk pulih seperti kondisi di awal tahun ini karena sentimen negatif dari pelemahan rupiah dan melebarnya defisit neraca perdagangan masih terus menghantui, walaupun dampaknya tidak sebesar kondisi pada 2008.

Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), imbal hasil (yield) empat seri obligasi acuan pada penutupan perdagangan Jumat (6/9) berada di atas 8%, tetapi belum menyentuh 10% seperti pada 2008.

Yield obligasi 10 tahun FR0063 sempat menyentuh level 9%, tetapi ditutup pada 8,9%, atau naik 27 basis poin jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, sementara imbal hasil obligasi 5 tahun tidak berubah pada 8,04%.

Adapun, imbal hasil surat utang pemerintah acuan bertenor 20 tahun ditutup pada level 9,25%, atau naik 9 basis poin dari posisi pada hari sebelumnya 9,16%, sedangkan untuk obligasi bertenor 15 tahun ditutup pada level 9,13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper