Bisnis.com, JAKARTA— Laba bersih emiten teknologi informasi dan induk jaringan ritel PT Multipolar Tbk melesat 1.632% sepanjang 6 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2013, laba bersih perusahaan Grup Lippo itu tercatat Rp1,59 triliun dari Rp92,19 miliar.
Lonjakan laba bersih itu ditopang perolehan pendapatan lainnya yang naik signifikan 980,85% menjadi Rp1,69 triliun dari Rp155,93 miliar.
Penjualan bersih perseroan naik 16,32% menjadi Rp6,63 triliun dari Rp5,7 triliun. Beban pokok penjualan naik 15,09% menjadi Rp5,34 triliun dari Rp4,64 triliun. Sehingga laba kotor naik 21,7% menjadi Rp1,29 triliun dari Rp1,06 triliun.
Beban usaha perseroan naik 14,55% menjadi Rp1,26 triliun dari Rp1,1 triliun. Adapun laba usaha melonjak 1.342% menjadi Rp1,7 triliun dari Rp118,05 miliar.
Direktur Utama Multipolar Eddy Handoko mengatakan pertumbuhan laba bersih yang signifikan itu terutama berasal dari keuntungan penjualan 4,4% saham Mulipolar di PT Matahari Department Store Tbk pada Maret 2013 sebesar Rp1,24 triliun.
“Semester I/2013merupakan tonggak penting bagi kami, dan kami berhasil menaikkan pendapatan secara signifikan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Investasi strategis kami di sektor ritel juga telah memberi hasil menngembirakan. Kami pun telah melihat peluang baru yang menarik di sektor TI, dan kami siap menangkapnya,” paparnya dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan hari ini, Kamis (29/8/2013).
Multipolar, merupakan perusahaan induk Indonesia yang terdiversifikasi, dengan fokus utama pada bisnis ritel makanan (hypermarket, pasar makanan) dan department store.
Aset-aset kunci perseroan adalah PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) di bidang ritel makanan dengan kepemilikan 50,2% dan PT Matahari Department Store Tbk (MDS) dengan kepemilikan 20,5%.
Selain ritel, Multipolar juga memiliki 80% saham di PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), perusahaan sistem integrator TI, outsourcing dan penyedia layanan,serta kepemilikan usaha lain dalam sektor Teknologi, Multimedia dan Telekomunikasi, serta beberapa sektor usaha lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
