BISNIS.COM, JAKARTA--Saham-saham di negara emerging market mengalami rebound dari level terendah dalam setahun dan imbal hasil obligasi jatuh karena bank sentral China menyatakan akan menjamin stabilitas pasar.
Ibovespa Brasil melonjak, sedangkan lira Turki terjun dalam 6 hari penurunan.
Indeks MSCI Emerging Market naik 0,3% ke 885,85. Indeks Shanghai Composite dikupas penurunan sebanyak 5,8%, sedangkan Usinas Siderurgicas de Minas Gerais SA memimpin pembuat baja Brasil yang lebih tinggi.
Lira naik dari rekor terendah, sementara imbal hasil obligasi Rusia 2030 jatuh dari posisi tertinggi 18 bulan. Permintaan para investor untuk memiliki utang emerging market atas US Treasuries merosot, menurut JPMorgan Chase & Co.
Bank sentral China mengatakan akan menggunakan alat untuk menjaga stabilitas di pasar uang dan ketatnya likuiditas diatur untuk memudahkan, dalam tanda lega untuk mengetatkan uang di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Saham emerging market juga naik setelah laporan yang lebih baik dari perkiraan pada pesanan barang tahan lama Amerika, perumahan dan kepercayaan konsumen.
"Ini menggembirakan bahwa pemerintah mengakui risiko tersebut dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk kembali ke normal," Alan Gayle, Senior Strategist di RidgeWorth Capital Management, mengatakan melalui telepon dari Atlanta.
"Yang juga menggembirakan untuk pasar negara berkembang adalah data dari AS pagi ini."