BISNIS.COM, JAKARTA—Emiten baja, PT Prima Alloy Steel Universal Tbk, berencana menerbitkan sebanyak 116,42 juta saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement.
Manajemen Prima Alloy mengatakan jumlah tersebut merupakan 19,8% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor perseroan saat ini sebanyak 588 juta saham.
“Hal itu dilakukan dalam rangka penambahan modal untuk memfasilitasi dilakukannya konversi pinjaman dari kreditur menjadi modal saham dan menghindari resiko gagal bayar,” ungkapnya dalam prospektus yang diterbitkan hari ini, Kamis (13/6/2013).
Saham baru itu, lanjut dia, akan diterbitkan kepada Venice Enterprises Holding Limited. Hal itu dilakukan untuk melunasi pinjaman sebesar US$4 juta.
Sebenarnya, pinjaman tersebut jatuh tempo pada 31 Desember 2013, tetapi perseroan telah melakukan pertemuan dengan Venice untuk memperpanjang hingga 31 Desember 2014.
“Sebagai alternatif penyelesaian pinjaman adalah penghapusan kewajiban perseroan kepad Venice dengan debt to equity swap,” paparnya.
Berdasarkan data perseroan, setelah dilakukannya penambahan modal tanpa HMETD Venice akan menguasai 16,53% saham perseroan. Sisanya, sebanyak 40,78% akan beredar di publik, 37,76% dimiliki PT Enmaru Internasional, dan 4,93% oleh Ratnawati Sasongko.
Sementara itu, komposisi kepemilikan saham perseroan saat ini adalah 48,85% beredar di publik, 45,24% dimiliki PT Enmaru Internasional, dan 5,91% oleh Ratnawati Sasongko.
Perseroan juga menyebutkan harga saham baru itu ditetapkan pada level Rp335 per saham. Adapun pada sore ini, harga saham emiten berkode PRAS melemah 3,28% ke level Rp295.
