BISNIS.COM, SEOUL—Harga tembaga jatuh dalam seminggu bersama dengan logam industri lainnya setelah sebuah laporan menunjukkan data manufaktur di Cina, konsumen logam terbesar dunia, menurun untuk pertama kalinya dalam 7 bulan.
Nilai tembaga untuk pengiriman 3 bulan menurun sebanyak 2,7%, yang terbesar sejak 14 Mei, menjadi US$7.276,25 metrik ton di London Metal Exchange dan berada pada US$7.310, pukul 11.47 di Seoul.
Sementara nilai kontrak untuk pengiriman September turun 1,7% menjadi 52.690 yuan (US$8.617) per ton di Shanghai, sedangkan berjangka untuk pengiriman Juli menurun 2% menjadi US$3,3135 per pon di Comex, New York.
Perkiraan awal terhadap indeks Manajer Pembelian yang dirilis oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics adalah sebesar 49,6 poin, hal itu dibawah angka final untuk April sebesar 50,4. Jumlah itu juga di bawah rerata estimasi dari 13 analis dalam survei Bloomberg, yaitu sejumlah 50,4 poin.
Adapun harga juga jatuh setelah Ketua Federal Reserve AS Ben S. Bernanke kemarin mengatakan bank sentral bisa "mundur" dari program pembelian aset berikutnya jika pasar tenaga kerja terus meningkat dan Bernanke memiliki keyakinan bahwa hal itu akan berlanjut.
Menurut laporan Goldman Sachs Group Ltd, aturan baru dari Kantor Administrasi Valuta Asing China, yang akan efektif pada Juni, cenderung dapat mengurangi tawaran pembiayaan terhadap komoditas. Pada kelanjutannya hal itu akan membuat harga tembaga melemah.