Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah berbanding terbalik dengan IHSG yang memecahkan rekor all time high (ATH) pada perdagangan hari ini, Kamis (14/8/2025). Sejumlah saham perbankan besar BBCA, BBRI & BMRI kompak ditutup lesu sore ini.
Melansir data Bursa, indeks hasil kerja sama Bursa dengan Harian Bisnis Indonesia ditutup menguat di level 533,95 atau terkoreksi 0,28%. Sepanjang hari, indeks diperdagangkan di level 533,95–539,58. Dari 27 konstituen, sebanyak 11 saham menguat, 15 melemah, dan hanya 1 stagnan.
Pelemahan kinerja dipimpin oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) yang terkoreksi 2,50% ke Rp7.800, diikuti saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) melemah 1,95% ke Rp1.255, dan saham PT Indosat Tbk. (ISAT) melemah 1,77% ke Rp2.220.
Selain itu, saham perbankan besar kompak lesu. Pelemahan dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang terkoreksi 1,68% ke Rp8.775, diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 0,49% ke Rp4.060, dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terkoreksi 0,41% ke Rp4.850.
Sebaliknya, penguatan justru dialami oleh saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) yang naik 5,60% ke Rp1.320, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) naik 2,64% ke Rp9.725, dan saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menguat 2,50% ke Rp1.435.
Selain itu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) menguat 1,92% ke Rp530, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat 1,79% ke Rp3.420, dan saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menguat 1,36% ke Rp2.230.
Baca Juga
Sementara itu, hanya saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang stagnan pada perdagangan hari ini.
Seiring dengan melemahnya Indeks Bisnis-27, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menghijau dan mencatat rekor baru dengan ditutup menguat ke 7.931,25, Kamis (14/8/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat sebesar 0,49% atau 38,34 poin menuju posisi 7.931,25. Sepanjang hari ini, indeks komposit bergerak pada level 7.905,54 dan sempat menyentuh level tertinggi di 7.973,98.
Dengan demikian, capaian tersebut melewati level resistance tertinggi sepanjang masa IHSG yang mencapai 7.910 pada 19 September 2024.
Tercatat, 345 saham meningkat, 282 saham turun, dan 171 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp14.345 triliun.
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su mengatakan bahwa laju IHSG mendekati level psikologis 8.000 relatif didorong oleh saham-saham liquidity driven ketimbang fundamental.
Saham liquidity driven merupakan saham yang pergerakannya lebih dipengaruhi oleh arus dana daripada kinerja laba atau prospek bisnis emiten.
Pasalnya, meski IHSG naik 8% secara bulanan (Month on Month/MoM), laporan keuangan emiten pada kuartal II/2025 justru melemah dengan 40% saham meleset dari ekspektasi dan laba bersih agregat turun 5,9% secara tahunan.
“Kami melihat ada risiko koreksi dan aksi ambil untung dalam waktu dekat yang cukup tinggi karena kenaikan tidak diikuti oleh perbaikan fundamental,” ujar Harry saat dihubungi Bisnis, Kamis (14/8/2025).
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.