Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) terpantau bergeliat usai masuk ke dalam barisan Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, DSSA ditutup menanjak 19,96% menjadi 78.575 pada akhir perdagangan sesi I, Jumat (8/8/2025). Adapun saham Grup Sinarmas ini sudah naik 37,85% dalam sebulan perdagangan.
MSCI resmi mengumumkan hasil kocok ulang atau rebalancing indeks yang akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Dalam tinjauan terbaru, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) resmi masuk ke MSCI Global Standard Index.
Keduanya menggantikan posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang bergeser ke MSCI Small Cap Index.
Untuk MSCI Small Cap Index, selain ADRO, saham yang masuk meliputi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG).
Adapun, saham DSSA memang sudah diperkirakan analis untuk berpeluang masuk ke dalam indeks MSCI kali ini.
Investment Analyst Capital Asset Management, Martin Aditya menilai jika melihat dari kriteria market cap dan free float, maka kemungkinan besar saham Grup Sinarmas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) akan masuk ke Indeks MSCI large cap.
Lalu, saham Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk. (PTRO) diperkirakan dapat masuk ke indeks MSCI Mid Cap. Sementara itu, saham tambang emas PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) diperkirakan akan diturunkan ke indeks MSCI Mid Cap.
“Tapi bisa saja ya tidak ada perubahan, tetap stay. Tetapi hanya berubah bobotnya karena ini kalau tidak salah rebalancing minor,” ujar Martin.
Dalam perkembangan terpisah, bisnis DSSA lewat anak usahanya telah mengikat transaksi afiliasi senilai Rp1,22 triliun dengan PT LG Sinarmas Technology Solutions terkait dengan proyek pusat data SMX01.
Manajemen DSSA menyampaikan transaksi afiliasi itu dilakukan oleh PT Kuningan Mas Gemilang yang merupakan entitas anak tidak langsung perseroan. Sementara itu, PT LG Sinarmas Technology Solutions (LGSM) merupakan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan Korea Selatan LG CNS Co. Ltd. sebesar 50% dan entitas Grup Sinar Mas PT SMPlus Digital Investama sebesar 50%.
“Transaksi senilai Rp1.225.728.020.000 [Rp1,22 triliun], tidak termasuk pajak dan biaya lain yang mungkin berlaku untuk masing-masing KMG dan LGSM,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (5/8/2025).
Manajemen emiten Grup Sinar Mas itu menyampaikan perseroan mengidentifikasi meningkatnya kebutuhan infrastruktur digital sebagai peluang strategis di tengah akselerasi ekonomi berbasis data.
Sebagai bagian dari transformasi menuju bisnis berbasis teknologi yang mendukung terbentuknya ekosistem teknologi digital yang terintegrasi dan berkelanjutan, DSSA sejak 2023 telah mulai menjajaki bisnis layanan pusat data.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.