Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Melemah 0,30% ke Level 7.514 Pagi Ini

IHSG dibuka melemah 0,30% ke 7.514. Meski optimisme pasar tinggi, investor harus waspada karena IHSG cenderung overbought. Sentimen global dan domestik mempengaruhi.
Dwi Nicken Tari,Fahmi Ahmad Burhan
Senin, 4 Agustus 2025 | 09:06
Investor mengamati layar pergerakan data saham di Jakarta, Kamis (17/7/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha
Investor mengamati layar pergerakan data saham di Jakarta, Kamis (17/7/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,30% menjadi 7.514 sesaat setelah perdagangan dibuka pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,30% menjadi 7.514 pada pukul 09.03 WIB. Sebanyak 234 saham menguat, 216 saham melemah, dan 203 saham stagnan.

Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp13.580,19 triliun.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menilai secara teknikal IHSG saat ini sudah menembus area psikologis 7.000 yang menandakan optimisme pelaku pasar. Meski begitu, investor juga tetap harus waspada karena kondisi saat ini IHSG cenderung overbought dengan kenaikan 8% selama Juli 2025.

Menurutnya, meskipun pada pekan lalu IHSG melemah, namun indeks tetap menunjukkan ketangguhannya di tengah ketidakpastian global. Indeks sempat menguji level resistansi penting, namun berhasil bertahan di atas level MA20. Ini menandakan bahwa optimisme para investor masih kuat.

Gerak IHSG pada pekan lalu dipengaruhi sejumlah sentimen dari global dan domestik. Dari global ada harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan batu bara yang mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir. 

Terdapat pula sentimen ekspektasi suku bunga The Fed, di mana meskipun The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, tetapi data inflasi AS terbaru menunjukkan tren moderat. Kondisi inflasi mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada kuartal IV/2025.

Sementara itu dari domestik ada sentimen sektor palm oil, di mana ekspor kelapa sawit Indonesia ke India diproyeksikan kembali melewati 5 juta ton pada 2025, seiring turunnya tarif impor India menjadi 10% dari sebelumnya 20%. Kondisi tersebut memperbesar peluang pasar baru bagi emiten sawit nasional.

Pada perdagangan pekan ini atau 4 Agustus 2025 sampai 8 Agustus 2025, David menilai IHSG menghadapi tekanan. Sejumlah sektor saham besar seperti perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan laba, bahkan laba beberapa bank jumbo mengalami penurunan. 

"Hal ini menunjukkan adanya slow economic growth, meski masih akan banyak perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya," kata David dalam keterangan tertulisnya pada Senin (4/7/2025).

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro