Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,30% menjadi 7.514 sesaat setelah perdagangan dibuka pagi ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,30% menjadi 7.514 pada pukul 09.03 WIB. Sebanyak 234 saham menguat, 216 saham melemah, dan 203 saham stagnan.
Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp13.580,19 triliun.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menilai secara teknikal IHSG saat ini sudah menembus area psikologis 7.000 yang menandakan optimisme pelaku pasar. Meski begitu, investor juga tetap harus waspada karena kondisi saat ini IHSG cenderung overbought dengan kenaikan 8% selama Juli 2025.
Menurutnya, meskipun pada pekan lalu IHSG melemah, namun indeks tetap menunjukkan ketangguhannya di tengah ketidakpastian global. Indeks sempat menguji level resistansi penting, namun berhasil bertahan di atas level MA20. Ini menandakan bahwa optimisme para investor masih kuat.
Gerak IHSG pada pekan lalu dipengaruhi sejumlah sentimen dari global dan domestik. Dari global ada harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan batu bara yang mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.
Terdapat pula sentimen ekspektasi suku bunga The Fed, di mana meskipun The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, tetapi data inflasi AS terbaru menunjukkan tren moderat. Kondisi inflasi mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada kuartal IV/2025.
Sementara itu dari domestik ada sentimen sektor palm oil, di mana ekspor kelapa sawit Indonesia ke India diproyeksikan kembali melewati 5 juta ton pada 2025, seiring turunnya tarif impor India menjadi 10% dari sebelumnya 20%. Kondisi tersebut memperbesar peluang pasar baru bagi emiten sawit nasional.
Pada perdagangan pekan ini atau 4 Agustus 2025 sampai 8 Agustus 2025, David menilai IHSG menghadapi tekanan. Sejumlah sektor saham besar seperti perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan laba, bahkan laba beberapa bank jumbo mengalami penurunan.
"Hal ini menunjukkan adanya slow economic growth, meski masih akan banyak perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya," kata David dalam keterangan tertulisnya pada Senin (4/7/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.