Bisnis.com, JAKARTA — Emiten CPO PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) mencetak peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2025. Laba bersih CSRA naik menjadi Rp142,05 miliar hingga akhir Juni 2025.
CSRA mencetak pendapatan sebesar Rp745 miliar, naik 71,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp433,8 miliar.
Manajemen CSRA menuturkan peningkatan pendapatan ini didorong oleh peningkatan produksi yang sangat signifikan dan harga jual yang rata-rata lebih tinggi.
Sementara itu, laba kotor CSRA naik sebesar 52,7% menjadi Rp292,8 miliar, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp191,7 miliar.
Adapun CSRA mencatatkan peningkatan laba bersih menjadi Rp142,05 miliar, meningkat 113,18% dibandingkan semester I/2024 yang mencapai Rp66,6 miliar.
Dari sisi operasional, CSRA mencatatkan produksi TBS yang naik menjadi 148.767 ton, dari sebelumnya 138.831 ton. Sementara itu, produksi CPO perseroan meningkat menjadi 38.217 ton, dari sebelumnya sebesar 25.213 ton.
Baca Juga
Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja mengatakan dengan kinerja keuangan yang solid pada semester I/2025, CSRA terus berkomitmen untuk mendorong kinerja ke tingkat yang lebih tinggi.
Seman menuturkan pihaknya yakin dengan fondasi yang kuat, dan tim yang tangguh, perusahaan mampu menghadapi tantangan dan menangkap peluang di tengah dinamika pasar yang terus berkembang.
“Saat ini, kami sedang mengimplementasikan berbagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengoptimalkan proses bisnis melalui mekanisasi dan inovasi berkelanjutan,” tuturnya.
Dia melanjutkan sebagai bagian dari strategi ekspansi organik, CSRA tengah mempersiapkan commissioning pabrik kelapa sawit baru di kabupaten Banyuasin yang dirancang untuk mendukung efisiensi operasional di region Sumatera Selatan serta meningkatkan marjin perseroan.
Adapun untuk semester II/2025, CSRA menetapkan strategi yang lebih terfokus pada peningkatan hasil dari seluruh unit perkebunan sebagai prioritas utama, guna memastikan pasokan produksi internal yang stabil dan memadai.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.