Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan akan menerbitkan surat utang internasional dalam denominasi dolar Australia alias Kangaroo Bond perdana pada Agustus 2025.
Penerbitan surat utang dalam rangka membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut pertama kali diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam unggahan Instagram @smindrawati.
Hal tersebut pun dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto yang membenarkan penerbitan surat utang dalam dolar Australia untuk pertama kalinya, tetapi akan bergantung pada kondisi pasar.
“Subject to market condition, pemerintah berencana menerbitkan Kangaroo Bond pada bulan Agustus depan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/7/2025).
Mengingat ini akan merupakan penerbitan Kangaroo Bond yang pertama, Suminto menyampaikan bahwa persiapan penerbitan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Dirinya enggan menjelaskan lebih lanjut persiapan yang tengah dilakukan, maupun tanggal pasti penerbitan global bond tersebut.
Baca Juga
Sebagai bagian penting persiapan penerbitan Kangaroo Bond tersebut, Suminto menyampaikan bahwa dalam waktu dekat pemerintah juga akan terbang ke Canberra melaksanakan investor update/investor meeting, sebagai bagian dari sosialisasi.
“Rencana penerbitan ini sangat strategis. Tidak hanya dalam rangka diversifikasi instrumen dan perluasan basis investor, tetapi juga merefleksikan kerjasama Indonesia dan Australia yang kokoh,” lanjutnya.
Maklum, kedua negara baru saja memperingati 75 tahun hubungan diplomatik, di mana 50 tahun sejak Australia menjadi mitra dialog pertama Asean dan 25 tahun kerja sama dalam G20.
Untuk diketahui, jatah pemerintah—sesuai dengan amanat APBN 2025—untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) neto pada tahun ini tersisa Rp334 triliun dari rencana Rp642,56 triliun.
Pemerintah lebih dahulu menerbitkan Samurai Bond dengan denominasi yen Jepang pada 23 Mei 2025 senilai 103 miliar yen atau sekitar US$725 juta (sekitar Rp11,75 triliun dengan kurs rupiah Rp16.217 per dolar AS).
Pada akhir tahun lalu pun pemerintah telah menerbitkan Sukuk Global sebagai bagian dari prefunding APBN 2025, senilai US$2,75 miliar atau setara Rp43,56 triliun kala itu (asumsi kurs Rp15.842 per dolar AS).
Adapun dalam pertemuan Menkeu Sri Mulyani dengan Australian Treasurer Jim Chalmers di Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 pekan lalu, Indonesia dan Australia sepakat untuk menjalin kerja sama yang lebih dalam.
Selain melalui kesepakatan peninjauan Indonesia—Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) agar menghasilkan integrasi ekonomi yang lebih dan mendalam, pemerintah juga merencanakan penerbitan Kangaroo Bond tersebut.
“Tahun ini, kerja sama kita lebih kritis dari sebelumnya.. Kami telah menjadi mitra dekat selama puluhan tahun. Namun, di tengah tantangan global ini, kami memilih untuk melangkah lebih jauh–dan lebih cepat–bersama-sama,” tuturnya dalam unggahan Instagram @smindrawati, dikutip pada Senin (21/7/2025).