Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 6.861,02 pada perdagangan hari ini, Senin (7/7/2025). Di tengah penurunan indeks, saham BREN dan DSSA tercatat masih mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun sebesar 0,06% atau 4,1 poin menuju posisi 6.861,02 hingga pukul 09.02 WIB. Hari ini, IHSG bergerak pada level terendah 6.874 dan sempat ke posisi tertingginya di 6.879,48.
Tercatat, sebanyak 177 saham menguat, 183 saham turun, dan 211 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp12.095 triliun.
Saham berkapitalisasi pasar jumbo yang menguat antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan kenaikan 2,19% menuju level Rp5.825. Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) juga menguat 1,26% ke Rp56.300.
Di sisi lain, saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mencatatkan penurunan sebesar 0,51% menjadi Rp19.650 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melemah sebesar 0,51% menuju posisi Rp9.750 per saham.
Sementara itu, saham yang masuk jajaran top gainers pada awal hari ini meliputi saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk. (SHID) yang naik 15.70% ke Rp995 dan saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) meningkat sebesar 12,82% ke Rp264.
Baca Juga
Adapun saham dengan penurunan paling besar atau top losers dihuni oleh PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) yang turun 14,61% menjadi Rp76 dan saham PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) turun sebesar 12,90% ke Rp810 per saham.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan pergerakan IHSG masih cenderung terbatas di tengah sikap wait and see investor terhadap sejumlah agenda penting.
“Pasar masih menantikan kepastian kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat serta proses listing saham-saham baru yang dijadwalkan berlangsung pekan depan,” kata Valdy dalam riset harian, dikutip Minggu (6/7/2025).
Dengan kondisi itu, dia memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang support di level 6.800 dan resistance 6.950 dengan level pivot di 6.900 pada awal pekan depan.
Hari ini, Phintraco merekomendasikan saham PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR), PT Remala Abadi Tbk. (DATA), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI).
Untuk diketahui, delapan perusahaan telah memulai masa penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) selama periode 2–8 Juli 2025. Penawaran tersebut berasal dari berbagai sektor, mulai dari bahan baku, keuangan, hingga logistik.
Delapan calon emiten tersebut adalah PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR), PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI), PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI) , PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK), PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT).
Di sisi lain, ketegangan dagang antara AS dan sejumlah negara mitra menjadi perhatian pelaku pasar menjelang tenggat waktu 9 Juli 2025 yang ditetapkan Presiden Donald Trump.
Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan bahwa jika AS benar-benar menaikkan tarif atau memperketat kebijakan perdagangannya, hal tersebut dikhawatirkan dapat menekan sejumlah sektor di Indonesia yang berorientasi ekspor.
“Jika AS benar-benar menaikkan tarif atau memperketat kebijakan dagangnya, hal ini bisa menekan sektor-sektor yang terpapar ekspor, seperti otomotif, tekstil, atau komoditas tertentu,” kata Felix, Jumat (4/7/2025).
__________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.