Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) anjlok 5% pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat (4/7/2025), usai Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan emiten perindustrian tersebut dalam daftar saham Unusual Market Activity (UMA).
Mengutip data RTI, saham LABA tercatat koreksi 12 poin atau 5% ke level Rp228 per lembar pada perdagangan hari ini, hingga pukul 09.32 WIB. Alhasil, kapitalisasi pasar LABA turun ke posisi Rp251,58 miliar pagi ini.
Secara akumulasi, kinerja saham LABA terpantau masih mengalami penguatan yang signifikan. Dalam kurun waktu sepekan, LABA tercatat naik 12,87% dan dalam sebulan terakhir, investor LABA masih dimanjakan dengan kenaikan saham sebesar 61,70%.
Sebelumnya, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono melalui pengumuman Peng-UMA-Peng-UMA 00181/BEI.WAS/07-2025 menyebut pihak Bursa memantau saham LABA lantaran adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar.
Meski demikian, pengumuman ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan Pasar Modal.
“Dalam rangka perlindungan investor, dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA),” ujar Yulianto dalam keterangan resmi, Kamis (3/7/2025).
Baca Juga
Dia mengatakan Bursa tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham LABA. Selain itu, dia menghimbau para investor untuk memperhatikan jawaban manajemen LABA atas permintaan konfirmasi Bursa.
Investor juga diminta untuk mencermati kinerja dan keterbukaan informasi LABA. Kemudian diharapkan agar investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi apabila LABA belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Yulianto menambahkan, Informasi terakhir mengenai perseroan adalah informasi tanggal 2 Juli 2025 yang dipublikasikan melalui website BEI perihal rencana pembelian 70% saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) oleh LABA bersama dengan Rich Step International, Ltd.
Presiden Direktur Bangun Karya Perkasa Jaya Hok Gwan alias Dharmo Budiono menyampaikan perseroan telah melakukan serangkaian proses negosiasi dengan agenda pengambilalihan saham KRYA oleh Rich Step Internasional Ltd.
Dalam transaksi akuisisi itu PT Bangun Karya Artha Lestasi, Hok Gwan, Brigitta Notoatmodjo, dan Pramana Budihardjo sebagai calon penjual dan Rich Step International Ltd., PT EVMOTO Teknologi Indonesia, PT Green Power Group Tbk. (LABA), dan PT Huashang Investment Group, dan PT Cahaya Intan Niaga sebagai calon pembeli.
"Calon pembeli telah menyatakan minat dan penawarannya untuk mengambilalih 1.164.760.000 atau 70% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan," tulisnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (3/7/2025).
Menurutnya, calon pembeli telah membuat dan menandatangani dokumen Letter of Intent (LoI) yang ditujukan kepada calon penjual. Selain itu, calon pembeli juga telah siap untuk melaksanakan uji tuntas (due duiligence) terhadap KRYA.
Pengambilalihan akan dilakukan secara bertahap di mana tahap pertama akan dilakukan pengalihan sejumlah 133.115.000 lembar saham atau merepresentasikan 8% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
"Selanjutnya, setelah due diligence terhadap KRYA telah selesai dilakukan oleh calon pembeli, tahap kedua akan dilakukan pengalihan 1.031.645.000 lembar saham atau merepresentasikan 62% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan," tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur An Shaohong mengatakan perseroan bersama dengan Rich Step International Ltd. dan KRYA berencana untuk melakukan sinergi dalam industri energi terbarukan di masa mendatang.
"Dengan sinergi tersebut baik perseroan, Rich Step International Ltd. dan Bangun Karya Perkasa Jaya memiliki semangat untuk menjadi pemain utama yang diperhitungkan di industri EBT di Indonesia."
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.