Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan koreksi dan memberi rekomendasi saham unggulan pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2025).
IHSG tercatat ditutup melemah 0,14% pada level 6.897,40 pada periode 23 Juni—26 Juni 2025. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) turun 12,35%.
P.H. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Aulia Noviana Utami Putri mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami pelemahan 0,14% pada posisi 6.897,40 dari 6.907,13 pada pekan sebelumnya.
Penurunan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,01% menjadi Rp12.098 triliun dari Rp12.099 triliun pada pekan sebelumnya.
“Rata-rata frekuensi harian Bursa selama sepekan ini turut mengalami penurunan sebesar 8,68%,” katanya, Kamis (26/6/2025).
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami penurunan sebesar 12,35% menjadi Rp13,15 triliun dari Rp15 triliun pada penutupan pekan lalu.
Baca Juga
Kemudian, rata-rata volume transaksi harian Bursa pada pekan ini mengalami penurunan sebesar 9,30% menjadi 22,13 miliar saham dari 24,41 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
Adapun, Tim Analis MNC Sekuritas memperkirakan posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B, sehingga IHSG masih rawan untuk melanjutkan koreksinya pada perdagangan hari ini.
"Dalam jangka pendek, diperkirakan IHSG akan menguji 6.783-6.813. Namun demikian, waspadai akan adanya lanjutan koreksi yang cukup dalam pada rentang area 6.561-6.721," seperti dikutip dalam riset, Kamis (12/6/2025).
IHSG diproyeksikan bergerak pada rentang support 6.752, 6.632 dan resistance 6.914, 6.994.
MNC Sekuritas memberikan rekomendasi agar investor mempertimbangkan opsi buy on weakness untuk saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA), serta speculative buy untuk saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).
Di sisi lain, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai meredanya konflik di Timur Tengah bisa menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia pada pekan depan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kedua negara yang saling serang menggunakan rudal itu telah setuju, kendati di detik-detik menjelang gencatan senjata, Iran dan Israel masih saling berbalas serangan.
Selain itu, terdapat sentimen lain yang akan memengaruhi IHSG pekan ini, yakni hasil data ekonomi AS, seperti Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) yang naik menjadi 2,3% per Mei dari 2,2% per April.
"Langkah kebijakan moneter The Fed ke depan juga akan tetap menjadi fokus pasar," kata Nafan, Minggu (29/6/2025).
Pekan ini pun akan ada perilisan data ekonomi AS seperti nonfarm payroll yang memengaruhi pergerakan IHSG.
Dari dalam negeri, inflasi Indonesia masih diproyeksikan stabil dan memberikan katalis positif bagi pasar saham Indonesia. Tarik ulur kesepakatan tarif AS dengan China juga menjadi perhatian pasar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
IHSG dibuka melemah ke level 6.883,45 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/6/2025). Harga saham seperti bank jumbo hingga PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) melorot.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 6.936,07 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian melemah 0,20% menuju ke posisi 6.883,45 pada pukul 09.10 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 6.876,26 dan tertinggi 6.937,89. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp12.094 triliun.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar dibuka melemah. Harga saham emiten bank jumbo misalnya kompak dibuka lesu.