Bisnis.com, JAKARTA – Gejolak mewarnai penutupan bursa saham Amerika Serikat pada akhir Mei 2025. Wall Street sempat anjlok sebelum berbalik arah usai Donald Trump mengungkap rencana untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.
Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah Trump menuduh Beijing melanggar kesepakatan dagang yang telah disepakati sebelumnya.
Melansir Bloomberg, Senin (1/6/2025), Dow Jones Industrial Average naik 0,13% ke level 42.270,07 pada perdagangan Jumat (30/5). S&P 500 terkoreksi tipis 0,01% ke 5.911,69, sementara Nasdaq tergelincir 0,32% ke 19.113,77.
Sepanjang Mei 2025, indeks S&P 500 menguat 6,15%, kinerja bulanan terbaik untuk Mei sejak 1990. Sementara itu, indeks Dow Jones menguat 3,94% dan Nasdaq Composite melonjak, 9,56%.
Di Eropa, indeks Stoxx 600 naik 0,14% dan mencatat kenaikan 4% sepanjang Mei. Indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang juga menguat 0,74% semalam, menutup bulan dengan kenaikan hampir 5%—tertinggi sejak September 2024.
Sementara itu, MSCI World Index ditutup turun 0,07% ke 879,63, namun menguat 1,32% secara mingguan dan 5,53% di bulan Mei, penguatan bulanan terbaik sejak November 2023.
Baca Juga
Wall Street sempat anjlok setelah Trump menuduh China melanggar perjanjian dengan AS untuk saling mencabut tarif dan pembatasan perdagangan untuk mineral penting. Trump juga menyatakan keyakinannya bahwa dia akan segera berbicara dengan Xi.
Namun, indeks pulih setelah Trump dan Xi Jinping disebut akan segera berunding untuk menyelesaikan masalah perdagangan termasuk perselisihan mengenai mineral penting.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Dia menyebut langkah yang dilakukan China adalah menahan produk-produk yang penting bagi rantai pasokan industri India dan Eropa. Menurut Bessent, itu bukanlah hal yang dilakukan oleh mitra yang dapat diandalkan.
"Saya yakin bahwa ketika Presiden Trump dan Ketua Partai Xi menelepon, masalah ini akan teratasi. Namun, fakta bahwa mereka menahan beberapa produk yang telah mereka setujui untuk dirilis selama perjanjian kami - mungkin itu kesalahan dalam sistem China, mungkin itu disengaja. Kita lihat saja setelah Presiden berbicara dengan ketua partai," kata Bessent dalam sebuah wawancara dikutip dari Reuters, Senin (2/6/2025).