Bisnis.com, JAKARTA — Indeks saham emiten pelat merah atau BUMN telah menunjukan kinerja mengkilap seiring dengan meredanya perang dagang AS-China. Analis pun merekomendasikan saham bank pelat merah seiring dengan masuknya investor asing ke pasar saham domestik.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks BUMN atau IDX BUMN 20 menguat 2,69% ke level 367,25 pada perdagangan hari ini, Kamis (15/5/2025).
Dalam reli tersebut, indeks IDX BUMN20 juga menjadi satu-satunya indeks yang mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) dengan kenaikan 3,92% sepanjang 2025.
Pendorong utama datang dari saham-saham himpunan bank milik negara (Himbara) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI).
Saham BBRI telah menanjak 4,4% pada perdagangan hari ini ditutup di level Rp4.270 per lembar. Saham BBRI pun kini berada di zona hijau, naik 4,66% ytd.
Saham BMRI naik 5,45% ke level Rp5.325 per lembar pada perdagangan hari ini. Meskipun, saham BMRI masih di zona merah, turun 6,58% ytd.
Lalu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) naik 2,97% ke level Rp4.500 per lembar. Saham BBNI pun berada di zona hijau, naik 3,45% ytd.
Anggota Himbara lainnya PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) mencatatkan kenaikan 1,64% ke level Rp1.240 per lembar. Saham BBTN pun ke zona hijau, naik 8,77% ytd.
Seiring dengan kenaikan IDX BUMN20, indeks harga saham gabungan (IHSG) pun menguat 0,86% ke level 7.040,16 pada perdagangan hari ini. Meskipun, IHSG masih melemah 0,56% ytd.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai kinerja kuat saham-saham pelat merah terutama Himbara salah satunya didorong oleh sentimen meredanya perang dagang AS-China.
AS mengatakan akan memangkas tarif yang dikenakan pada impor China menjadi 30% dari 145%. Sementara China mengatakan akan memangkas bea masuk pada impor AS menjadi 10% dari 125%.
Deeskalasi perang dagang itu kemudian memberikan dampak positif terhadap aliran modal asing ke pasar saham domestik. Pada awal bulan ini investor asing kembali masuk ke pasar saham Asia, termasuk Indonesia, setelah sebelumnya terjadi arus keluar yang signifikan.
"Optimisme terhadap kemajuan negosiasi perdagangan dan penurunan sementara tarif kami kira mendorong investor untuk kembali berinvestasi di kawasan ini," kata Miftahul Khaer kepada Bisnis pada Kamis (15/5/2025).
Namun, menurutnya penguatan indeks BUMN terutama Himbara tidak semata-mata didorong oleh rotasi sektoral akibat deeskalasi perang dagang AS-China, tetapi juga mencerminkan ekspektasi terhadap fundamental yang solid.