Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Tembus US$94.000, Waspadai Volatilitas Tinggi

Harga Bitcoin meroket lebih dari 12% dalam seminggu terakhir dan bahkan menyentuh level US$94.000.
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin meroket lebih dari 12% dalam seminggu terakhir dan bahkan menyentuh level US$94.000.

Berdasarkan data yang dihimpun Tokocrypto, kenaikan harga Bitcoin sejalan dengan isyarat Presiden AS Donald Trump terhadap kemungkinan pelonggaran tarif terhadap impor dari China. Akan tetapi, analis mengingatkan potensi harga yang fluktuatif karena sentimen tersebut.

Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menerangkan pernyataan Trump memang menjadi katalis yang cukup kuat bagi para pelaku pasar untuk segera membeli aset, terutama aset berisiko seperti kripto. 

“Namun, investor tetap harus waspada terhadap risiko volatilitas tinggi yang masih membayangi pasar akibat dinamika geopolitik,” katanya dalam risetnya, Kamis (24/4/2025).

Tidak dapat dipungkiri, lanjutnya, meredanya ketegangan antara AS dan China menjadi bahan bakar yang turut membawa kembali optimisme pasar. Hal itu tecermin dari data dari K33 Research yang menunjukkan bahwa premi kontrak Bitcoin menembus 9% year-to-date (YtD), tertinggi sejak Januari 2025.

Hal ini mengindikasikan kepercayaan investor terhadap harga yang membaik di masa depan dengan sentimen bullish. Bahkan, kapitalisasi pasar Bitcoin kini sudah menembus US$1,8 triliun, menyalip valuasi Amazon dan Alphabet.

Dengan Bitcoin menyentuh reli tertingginya pada 23 April seharga US$94.220, analis memperkirakan harga berada pada jalur bullish hingga US$106.000.

Arus masuk ke ETF Bitcoin bahkan mencetak rekor harian baru sebesar US$921 juta, sekaligus mendorong kapitalisasi pasar aset kripto melampaui US$3 triliun.

Kenaikan juga dirasakan altcoin seperti XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA). Sementara itu, pasar memecoin turut bergairah dengan token TRUMP Resmi yang melonjak 70% ke US$14,56.

”Pasar kini menantikan kelanjutan negosiasi dagang, tetapi satu hal jelas adalah kripto menjadi salah satu aset dengan performa terbaik dalam iklim ketidakpastian ini,” lanjutnya.

Pada perkembangan lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat meskipun jumlah konsumen aset kripto di Indonesia bertumbuh, tetapi nilai transaksinya menyusut pada awal tahun ini.

Berdasarkan data OJK, jumlah konsumen aset kripto di Indonesia mencapai 13,31 juta pada Februari 2025. Angkanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, Januari 2025 sebesar 12,92 juta konsumen.

Namun, nilai transaksi aset kripto tercatat lesu. Pada Februari 2025, nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp32,78 triliun, menyusut 25,61% dibandingkan bulan sebelumnya atau Januari 2025, sebesar Rp44,07 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan penurunan nilai transaksi aset kripto sesuai dengan tren global.

Pelemahan harga itu terdampak gejolak global, yakni perang dagang. Indeks fear and greed perdagangan kripto pun menurutnya mengarah ke fear.

"Investor menahan diri untuk aktif bertransaksi," kata Hasan setelah acara peluncuran OJK Infinity 2.0 pada Kamis (24/4/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper