Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Sentuh Rekor Lagi, Efek Pelemahan Dolar AS dan Perang Dagang

Kenaikan terbaru harga emas menyusul kritik terhadap The Fed oleh Trump, yang menyatakan mempertimbangkan pemecatan Gubernur Bank Sentral Jerome Powell.
Seorang karyawan memamerkan emas batangan seberat satu kilogram untuk difoto di toko Tanaka Holdings Co. di Tokyo, Jepang. Bloomberg/Akio Kon
Seorang karyawan memamerkan emas batangan seberat satu kilogram untuk difoto di toko Tanaka Holdings Co. di Tokyo, Jepang. Bloomberg/Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali memecahkan rekor baru seiring dengan kekhawatiran perang dagang, pelemahan dolar AS, dan kritik terhadap Federal Reserve oleh Presiden Donald Trump yang mendukung permintaan logam mulia sebagai aset yang aman.

Melansir Bloomberg pada Senin (21/4/2025), harga emas batangan melonjak di atas US$3.378 per ons karena mata uang AS merosot ke level terendah sejak September 2024.

Pada Selasa (22/4/2025), Dana Moneter Internasional (IMF) akan menurunkan prospek pertumbuhannya, sementara indeks manufaktur pada hari berikutnya akan memberikan gambaran umum aktivitas sejak dorongan tarif Trump yang mengganggu.

Kenaikan terbaru harga emas menyusul kritik terhadap The Fed oleh Trump, yang menyatakan telah mempertimbangkan untuk memecat Ketua Jerome Powell, sementara juga mengajukan usulan untuk menurunkan suku bunga. Presiden Fed Bank of Chicago Austan Goolsbee memperingatkan terhadap upaya untuk membatasi independensi lembaga moneter tersebut.

Emas telah melonjak ke rekor berturut-turut tahun ini karena konflik perdagangan telah mengguncang pasar, merusak minat terhadap aset berisiko, dan mempercepat serbuan ke safe haven

Kepemilikan dalam exchange traded funds (ETF) di bursa yang didukung emas batangan telah meningkat selama 12 minggu terakhir, jangka waktu terpanjang sejak 2022. Bank-bank sentral juga telah menambahkan logam tersebut ke cadangan mereka, mendukung permintaan dunia yang kuat.

Di bidang perdagangan, China memperingatkan bahwa mereka menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Beijing, menurut Kementerian Perdagangan. Dalam situasi seperti itu, China berjanji untuk mengambil tindakan balasan.

"Jika prospek ekonomi AS yang memburuk mendorong Trump untuk melonggarkan atau membatalkan tarif terhadap UE atau China, ekuitas dapat bangkit kembali dan reli emas dapat melambat," kata Yuxuan Liu, seorang analis di Guotai Jun'an Futures Co.

Bank-bank terkemuka menjadi semakin positif tentang prospek emas seiring dengan berlanjutnya reli tahun ini. Di antara mereka, Goldman Sachs Group Inc. telah memperkirakan bahwa logam tersebut dapat mencapai US$4.000 per ons di pertengahan tahun depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper