Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Umumkan Buyback, Bisa Ungkit IHSG Sampai Mana?

Sejumlah BUMN melakukan buyback, yang diharapkan dapat mengungkit IHSG yang tengah lesu.
Karyawati mengabadikan layar pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengabadikan layar pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten mengumumkan akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback, tak terkecuali emiten BUMN. Lalu, sejauh mana aksi buyback akan mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah lesu?

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan buyback bertujuan untuk menjaga keyakinan investor jangka panjang dan fundamental emiten terkait di tengah fluktuasi dan kondisi market saat ini. 

"Di sisi lain, tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan pelaku kepentingan dan investor. Buyback akan menjadi sinyal jika emiten tersebut likuid," ujar Nafan, Jumat (18/4/2025). 

Nafan juga menjelaskan buyback tersebut berdampak positif karena tidak mengganggu kondisi keuangan, bahkan operasional perusahaan. 

Dia melanjutkan apabila buyback tersebut berjalan dengan baik, maka hal tersebut akan mendorong investor asing untuk mengakumulasi saham emiten tersebut. 

Nafan mencontohkan ketika Covid-19, IHSG pernah mengalami penurunan dalam atau bottoming. Karena hal tersebut, sejumlah emiten mengumumkan buyback, dan mendorong penguatan IHSG saat itu. 

"Jadi buyback ini akan mewujudkan penguatan Indeks, atau dalam hal ini IHSG kita," ucap Nafan. 

Terbaru, TLKM berencana melakukan buyback saham dengan menyiapkan dana senilai Rp3 triliun. Jumlah saham dalam pelaksanaan buyback Telkom sendiri tidak akan melebihi 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.

Program share buyback TLKM menurut manajemen bertujuan untuk memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang dan prospek yang dimiliki perseroan.

Di sisi lain, mengenai pembagian dividen BUMN, Nafan menjelaskan biasanya akan terdapat petunjuk dari emiten-emiten BUMN mengenai pembagian dividen dari pengumuman kinerja 2024. 

"Petunjuk seperti komitmen penggunaan laba dari para emiten BUMN. Penggunaan laba untuk pembagian dividen, saya pikiar masih akan tetap royal seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Nafan. 

Adapun untuk saham-saham BUMN ini, Nafan memilih saham TLKM dengan rekomendasi akumulasi, dengan target harga pada level Rp2.450 dan Rp3.410. 

Lalu saham BMRI dengan rekomendasi akumulasi, dengan target harga atau target price (TP) pada level Rp5.025, Rp6.125, dan Rp7.175. 

Terakhir adalah saham BBRI dengan rekomendasi akumulasi, dengan target harga pada level Rp3.750,Rp3.880, dan Rp4.450 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper