Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan periode 17-21 Maret 2025 mengalami penurunan, hingga Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan pembekuan perdagangan sementara alias trading halt sejak 2020 atau lima tahun silam.
Mengacu data di laman resmi BEI, IHSG ambles sebesar 3,95% menjadi berada pada level 6.258,17 pada akhir perdagangan Jumat (21/3/2025), dari posisi 6.515,63 pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
Adapun, IHSG sempat ambles 6,12% ke level 6.076,08 pada sesi I perdagangan Selasa (18/3/2025). Hal itu memicu BEI melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt, pertama kalinya sejak 2020.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, BEI terakhir kali melakukan trading halt pada 10 September 2020. Saat pandemi Covid-19 itu, pasar saham mengalami volatilitas tinggi sehingga BEI melakukan tujuh kali trading halt sepanjang 2020.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan bahwa kondisi pasar saham saat ini mengakibatkan investor asing melakukan aksi jual bersih atau net sell senilai triliunan rupiah.
"Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp2,35 triliun dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp33,18 triliun," ujar Kautsar melalui laman BEI pada Jumat (21/3/2025).
Baca Juga
Selain itu, penurunan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 3,68% menjadi Rp10.822 triliun pada Jumat (21/3) dari posisi Rp11.235 triliun pada sepekan sebelumnya.
Meski demikian, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan, yaitu sebesar 61,83% menjadi Rp15,21 triliun dari Rp9,40 triliun pada pekan sebelumnya.
Kemudian, kenaikan turut dialami oleh rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan yaitu sebesar 18,63% menjadi 20,53 miliar saham dari 17,31 miliar saham pada pekan lalu.
Peningkatan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 11,15%, menjadi 1,20 juta kali transaksi dari 1,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.