Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal EBITDA yang Disesuaikan, Perhitungan Laba yang Digunakan GOTO

GOTO tercatat menggunakan EBITDA yang disesuaikan untuk menghitung profitabilitasnya.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tercatat menggunakan EBITDA yang disesuaikan untuk menghitung profitabilitasnya. Lalu, apa itu EBITDA yang disesuaikan?

EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) yang disesuaikan merupakan pengukuran keuangan non-PSAK. Perhitungan EBITDA yang disesuaikan digunakan agar lebih mencerminkan profitabilitas inti suatu perusahaan. 

Melansir Investopedia, EBITDA yang disesuaikan adalah suatu ukuran yang dihitung untuk sebuah perusahaan dengan mengambil laba dan menambahkan kembali beban bunga, pajak, serta biaya depresiasi, ditambah penyesuaian lain terhadap metrik tersebut. 

EBITDA yang disesuaikan tersebut biasanya dimulai dengan menghitung laba sebelum pajak penghasilan, bunga, depresiasi, dan amortisasi. Lalu tambahkan juga beban bunga, pajak penghasilan, serta biaya non-tunai, termasuk depresiasi dan amortisasi. 

Dalam perhitungan ini juga bisa menambahkan biaya non-rutin, atau biaya tambahan. 

EBITDA yang disesuaikan ini biasanya digunakan untuk menilai dan membandingkan perusahaan dalam analisis valuasi dan tujuan lainnya. 

EBITDA yang disesuaikan berbeda dari perhitungan EBITDA standar, karena digunakan untuk menormalisasi pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Hal ini mengingat setiap perusahaan mungkin memiliki berbagai jenis biaya yang unik.

Adjusted EBITDA atau EBITDA yang disesuaikan ini bertujuan untuk menormalkan pendapatan, menstandardisasi arus kas, dan menghilangkan faktor-faktor abnormal atau spesifik.

Dalam kasus GOTO, GOTO menghitung EBITDA yang disesuaikan dengan memulai dari rugi sebelum pajak penghasilan, kemudian menyesuaikannya dengan 14 biaya lainnya. Biaya-biaya tersebut adalah biaya penyusutan dan amortisasi, pendapatan keuangan, biaya bunga, dan kerugian penurunan nilai aset atas kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual.

Lalu pembalikan/kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama, kerugian atas penurunan nilai goodwill, penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan, pembalikan/kerugian penurunan nilai aset tak berwujud dan aset tetap, dan biaya kompensasi berbasis saham.

Kemudian menyesuaikannya dengan keuntungan/kerugian selisih kurs belum terealisasi dari pengukuran kembali kas, bagian keuntungan/kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama, keuntungan/kerugian pelepasan investasi dan dilusi investasi, bersih, pendapatan dividen, item non-recurring.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper