Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Masih Terpuruk, Ditutup Level Rp16.452 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.452 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (12/3/2025).
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.452 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (12/3/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,27% atau 43,5 poin ke level Rp16.452 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,15% ke posisi 103,57.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,41%, dolar Singapura melemah 0,24%, dolar Taiwan melemah 0,21%, peso Filipina melemah 0,22%, yuan China melemah 0,18%, serta baht Thailand melemah 0,22%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Dari luar negeri, para pedagang bersiap untuk data indeks harga konsumen utama AS, yang akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang kondisi ekonomi. 

Data indeks harga konsumen utama AS juga akan memberikan wawasan tentang keputusan suku bunga The Fed di masa mendatang.

Pasar sendiri saat ini khawatir agenda tarif Presiden AS Donald Trump akan mendukung inflasi dan mencegah The Fed memangkas suku bunga segera.

Pejabat The Fed pun mengindikasikan bahwa pemotongan suku bunga jangka pendek tidak mungkin terjadi. Pejabat The Fed juga menekankan kewaspadaan atas risiko inflasi, terutama mengingat kebijakan tarif baru-baru ini.

Dari dalam negeri, terdapat sentimen dari pemeringkat internasional, Fitch Ratings yang mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ untuk Indonesia. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia cenderung stabil dengan terjaganya rasio utang pemerintah.

Fitch menilai bahwa prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik. Kendati demikian, digarisbawahi terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara.

Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi seperti penurunan permintaan impor dari China dan kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan AS.

Untuk perdagangan esok hari, Kamis (13/3/2025), mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.440 - Rp16.500 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper