Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Pekan Ini Diramal dalam Fase Bearish, IPOT Jagokan Saham INCO, ADMR & LSIP

Pada perdagangan pekan ini IHSG dieprkirakan akan bergerak bearish dengan saham INCO, ADMR dan LSIP menjadi pilihan Indo Premier Sekuritas (IPOT).
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indo Premier Sekuritas berpendapat kenaikan Indeks Harga Saham Gabaungan (IHSG) selama sepekan terakhir dipengaruhi teknikal rebound yang bersifat temporary. Untuk itu, pada perdagangan pekan ini indeks komposit dieprkirakan akan bergerak bearish dengan saham INCO, ADMR dan LSIP menjadi pilihan.

Equity Analyst Indo Premier Imam Gunadi mengatakan teknikal rebound itu bersifat sementara atau membentuk corrective movement dalam gerak bearish.

“Membentuk doji yang menunjukkan mulai adanya keraguan dari pelaku pasar untuk melanjutkan kenaikan, terlebih pasar saat ini masih dipengaruhi oleh berbagai sentimen negatif,” kata Imam lewat siaran pers, dikutip Senin (10/3/2025).

Seperti diketahui, selama sepekan terakhir IHSG menguat sebesar 5,87% dengan inflow moderat sebesar Rp144,1 miliar.

Imam menyerankan pelaku pasar untuk memantau sentimen global dan domestik agar tetap bisa memperoleh cuan.

Sentimen global itu berkaitan dengan perkembangan tarif Donald Trump. Jika kebijakan semakin tidak jelas atau maju-mundur maka ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan semakin menekan kekhawatiran pasar.

"Maju mundurnya aksi Donald Trump dalam menerapkan kebijakan proteksionisnya malah meningkatkan ketidakpastian tidak hanya ekonomi secara umum, namun kebijakan moneter The Fed,” kata Imam.

Kedua, inflasi AS yang akan rilis pada Rabu, 12 Maret 2025. Dari sisi konsensus, inflasi AS diproyeksikan berada di angka 2,9% (yoy) atar lebih rendah dari Januari 3%.

Sedangkan inflasi inti menurut konsensus diproyeksikan akan berada di angka 3,2% (yoy) lebih rendah dari Januari di 3,3% (yoy). Data ini merupakan data yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk melihat kebijakan The Fed kedepan.

Ketiga, komoditas CPO. Pada akhir sesi pekan kemarin harga CPO menguat >3% setelah adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian Malaysia.

Selain itu, masalah cuaca yang mengakibatkan banjir juga menjadi hambatan dan mengganggu produksi dapat berakibat pada terganggunya supply. Di pekan ini tepatnya pada 11 Maret 2025 juga akan rilis data stok CPO dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Sementara itu terkait sentimen domestik, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan mandatori biodiesel menjadi 50% (B50) pada 2026, naik dari 40% saat ini. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon.

Namun, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan B50, kapasitas produksi biodiesel harus ditingkatkan sebesar 4 juta kiloliter dari kapasitas terpasang saat ini sebesar 19,6 juta kiloliter.

Peningkatan mandatori B50 diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) domestik secara signifikan yang nantinya berpotensi mempengaruhi harga CPO global juga karena adanya potensi ekspor yang turun (supply turun) akibat kenaikan penggunaannya untuk biodiesel.

Dengan demikian, Indo Premier merekomendasikan beli untuk saham INCO, ADMR, LSIP dan Reksa Dana Saham Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD).

  • INCO

Buy on breakout INCO (Entry 3160, Target 3400 dan SL <3040). Stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah China memberikan dampak positif bagi industri manufaktur yang nantinya akan memberikan efek domino terhadap permintaan nikel sebagai salah satu bahan baku di industri manufaktur.

  • ADMR

Buy on pullback ADMR (Entry 860 – 885, Target 950 dan SL <830). Tidak jauh berbeda dengan nikel, ADMR yang merupakan emiten batu bara metalurgi juga akan diuntungkan dengan besarnya stimulus China. Selain itu, keluarnya AS dari Just Energy Transition Partnership (JETP) berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap harga batu bara.

  • LSIP

Buy on pullback LSIP (Entry 1080 – 1100, Target 1160 dan SL <1055). Potensi berlanjutnya penguatan harga CPO karena gangguan supply dan agenda Ramadan memungkinkan memberikan sentimen positif pada emiten CPO salah satunya adalah LSIP.

  • Reksa Dana ETF IDX High Dividend 20

Buy on pullback Reksa Dana Saham Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD). (Entry 558 – 565, Target 599 dan SL <546). Sentimen musim dividen dan potensi pembentukan secondary movement akan menjadi motor penggerak Reksa Dana Power Fund Series (PFS) XIHD.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper