Bisnis.com, JAKARTA — Emiten cat Hermanto Tanoko PT Avia Avian Tbk. (AVIA) berencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) dengan menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun. Aksi ini masih akan menunggu persetujuan pemegang saham dalam RUPS April 2025 mendatang.
Manajemen Avia Avian menyebutkan buyback akan dilakukan dengan jumlah maksimal saham yang dibeli sebanyak 1,424 miliar atau sekitar 2,3% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan AVIA.
"Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal disetujuinya buyback oleh RUPSLB," kata manajemen AVIA dalam keterbukaan informasi, dikutip Sabtu (1/3/2025).
Adapun, pertimbangan utama AVIA dalam melakukan aksi buyback saham adalah agar perseroan memiliki flesibilitas untuk menjaga kewajaran dan stabilitas harga saham. Manajemen menilai, harga saham AVIA tidak mencerminkan kondisi nilai, kinerja dan fundamental yang sebenarnya.
"Perseroan mengharapkan bahwa dengan dilaksanakannya buyback ini, juga akan dapat lebih meningkatkan kepercayaan investor," ujar manajemen.
Sementara itu, sumber dana untuk melaksanakan buyback saham ini berasal dari saldo kas internal Perseroan. Manajemen menegaskan aksi buyback tersebut tidak akan mempengaruhi kemampuan keuangan AVIA secara signifikan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo.
Baca Juga
Manajemen menambahkan, setelah aksi pembelian kembali saham dilakukan, AVIA akan menyimpan dan menguasai saham hasil buyback tersebut sebagai saham treasuri.
"Pengalihan saham hasil buyback dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun setelah selesainya pembelian kembali saham, dimana jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dengan memperhatikan ketentuan Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, dan Pasal 19 POJK No. 29/2023," pungkas manajemen.
Rapat Umum Pemegang Saham untuk meminta persetujuan rencana korporasi ini akan dilakukan pada tanggal 10 April 2025, dan pemanggilan rapat akan dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2025.
Kinerja AVIA
Berdasarkan laporan keuangan 2024 yang dirilis pada Rabu (26/2/2025), AVIA mengantongi penjualan bersih sebesar Rp7,47 triliun. Raihan itu tumbuh 6,48% dari capaian tahun sebelumnya yakni Rp7,01 triliun.
Penjualan bersih AVIA ditopang oleh segmen solusi arsitektur yang berkontribusi sebesar Rp5,84 triliun atau naik dari posisi Rp5,61 triliun pada 2023. Adapun segmen barang dagangan menyumbang Rp1,62 triliun, naik 16,07% year on year (YoY).
Sementara itu, berdasarkan jaringan distribusi, AVIA meraih pendapatan sebesar Rp6,69 triliun dari distributor sendiri, sedangkan distributor pihak ketiga dan penjualan langsung menyumbang Rp735,51 miliar serta Rp40,45 miliar.
Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok yang dipikul perusahaan juga meningkat 7,75% YoY menjadi Rp4,13 triliun. Capaian ini menghasilkan laba kotor sebesar Rp3,34 triliun pada 2024, tumbuh 4,94% dari posisi Rp3,18 triliun.
Setelah diakumulasikan dengan beban lainnya, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih sebesar Rp1,66 triliun. Laba bersih ini tumbuh sebesar 1,35% secara tahunan.