Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini, (21/2): Emas Cetak Rekor Lagi, CPO dan Batu Bara Melemah

Harga emas kembali memecahkan rekor tertinggi karena kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh ancaman tarif oleh Presiden AS Donald Trump.
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike

Harga CPO

Sementara itu, harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada penutupan perdagangan Kamis (20/2/2025) kontrak Maret 2025 turun 25 poin ke 4.823 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Kemudian, kontrak April 2025 juga melemah 15 poin pada level 4.742 ringgit per ton.

Melansir Bernama, pedagang minyak sawit David Ng penurunan harga disebabkan oleh melemahnya estimasi ekspor dan aktivitas ambil untung menyusul kenaikan harga baru-baru ini

"Kami melihat level support CPO di 4.550 ringgit per ton dan resistance di 4.750 ringgit  per ton," katanya.

Sementara itu, kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mencatat bahwa rendahnya kontrak berjangka CPO disebabkan oleh aksi jual minyak kedelai di Bursa Chicago, AS dan minyak mentah degummed soybean oil (CDsBO) Amerika Selatan semalam.

“Pasar juga melepaskan sebagian keuntungan yang diperoleh pada hari Rabu ketika harga CPO berjangka naik tajam di tengah intensnya spekulasi pasar Indonesia mungkin melarang atau membatasi ekspor minyak sawit menjelang Ramadan,” katanya.

Adapun, harga CPO diperkirakan akan tetap stabil tahun ini, berkisar antara 4.000 dan 5.000 ringgit per metrik ton.

Bagian penelitian MIDF Amanah Investment Bank Bhd, MIDF Research, mengatakan bahwa untuk bulan ini, stabilitas akan didorong oleh aktivitas pengisian stok menjelang Ramadan, bersamaan dengan produksi minyak kelapa sawit yang lebih lambat dan tingkat stok penutupan yang lebih rendah.

"Harga CPO untuk pengiriman berakhir bulan ini pada 4.600 ringgit per metrik ton, dengan harga rata-rata 4.673 ringgit per metrik ton atau -8,7% month to month dan +23,5% year on year karena kekhawatiran atas meningkatnya risiko pasokan sebelum Ramadhan," kata MIDF Research dalam sebuah catatan.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper