Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bertengger di zona hijau sesaat setelah pembukaan perdagangan Jumat (14/2/2025). Penguatan ini terjadi di tengah kenaikan saham PANI, AMMN, dan TLKM.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat sebesar 0,55% atau 36,25 poin ke posisi 6.649,82 sesaat setelah pembukaan. Pada hari ini, IHSG dibuka di level 6.613,57 dan sempat bergerak menuju level tertingginya akni 6.653,93.
Tercatat, sebanyak 245 saham menguat, 114 saham turun, dan 596 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.416 triliun.
Saham berkapitalisasi pasar jumbo seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) terpantau menguat 4,71% ke level Rp12.775. Posisi itu diikuti oleh saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan kenaikan 1,85% ke level Rp6.875 dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 1,65% menuju Rp2.460.
Sementara itu, saham market cap jumbo yang menurun dipimpin oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dengan koreksi 0,60% ke Rp37.325 Adapun, saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) melemah 0,50% menuju Rp20.100 per saham.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan IHSG mengalami pullback sebesar 0,5% pada perdagangan kemarin, atau setelah sebelumnya mencatatkan rebound hampir 2% pada Rabu (12/2/2025).
Secara teknikal, Valdy menyampaikan bahwa indeks komposit masih berpeluang melanjutkan rebound dengan terbentuknya pola long lower shadow.
“Level 6.600 merupakan batas atas dari critical support level. Selama bertahan di atas 6.600, IHSG berpeluang kembali menguji pivot area 6.650-6.700 hari ini,” ujarnya.
Dari faktor eksternal, pasar saat ini menantikan rilis data penjualan ritel AS untuk Januari 2025. Data ini diperkirakan menurun terbatas sebesar 0,10% secara bulanan (MoM) dibandingkan pertumbuhan 0,40% MoM pada Desember 2024.
Namun, secara tahunan (YoY), indeks penjualan ritel Januari 2025 diperkirakan tetap kuat di level 3,90%. Valdy menilai data ini mengindikasikan bahwa meskipun terdapat perlambatan pertumbuhan bulanan, konsumsi di AS masih cukup solid.
Sementara dari dalam negeri, dia menuturkan bahwa perhatian investor tertuju pada rilis data Property Price Index untuk periode kuartal IV/2024.
Sebagai perbandingan, pada kuartal III/2024 indeks harga properti tumbuh sebesar 1,46% YoY, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 1,76% pada kuartal II 2024.
“Data ini dapat menjadi salah satu indikator konsumsi rumah tangga yang diyakini menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV/2024.”
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.