Bisnis.com, JAKARTA – PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) mengungkapkan rencana bisnis sepanjang 2025 usai diakuisisi PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE)
Sekretaris Perusahaan Suryamas Dutamakmur Hendri Soma Dinata mengatakan rencana bisnis perseroan tentunya akan disesuaikan dengan strategi BSDE. Namun, hingga kini, SMDM bakal tetap melanjutkan bisnis sesuai skema manajemen.
“Untuk saat ini, SMDM akan mengikuti strategi dan rencana bisnis yang ditetapkan oleh manajemen untuk memastikan kelangsungan bisnis,” ujarnya dalam paparan publik insidentil yang digelar secara virtual pada Selasa (11/2/2025).
Hendri menyampaikan ada sejumlah proyek akan dilanjutkan perseroan. Di Royal Tajur, Bogor, Jawa Barat, perseroan akan melanjutkan pemasaran The Dunster, Low Rise Apartment Royal Heights, dan penambahan fasilitas taman bermain anak.
Di Rancamaya, SMDM bakal meluncurkan klaster baru Burgundy, membangun club house di kawasan Kingsville, membangun kawasan makanan dan minuman (F&B) dan hiburan keluarga, serta mengembangkan kawasan baru Rancamaya-2.
Sementara itu, di proyek Harvest City, Hendri mengatakan bahwa perseroan akan melakukan pemasaran cluster Ridge Crystal, Sweet Hortensia, Sakura Indica, Ruko Hana, serta penambahan fasilitas baru yakni Starbucks dan apotek.
“Strategi dan program pemasaran produk properti akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen saat ini, khususnya kaum milenial, misalkan ukuran tanah dan bangunan yang lebih kompetitif. Selain itu, juga menjaga antara pengembangan perumahan dan lingkungan hijau di kawasan,” ujar Hendri.
Sebagaimana diketahui, BSDE resmi menjadi pengendali baru SMDM usai merampungkan transaksi pengambilalihan senilai Rp2,33 triliun pada tahun lalu.
Entitas Grup Sinar Mas Land itu mengambil alih 91,99% saham SMDM dari tangan Top Global Limited (TGL), sebuah perusahaan investasi properti asal Singapura, yang sejatinya masih memiliki afiliasi dengan keluarga Widjaja.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengatakan bahwa pihaknya telah merampungkan transaksi pengambilalihan melalui crossing sebanyak 4,39 miliar saham, yang dilakukan melalui pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia pada 23 Oktober 2024.
“Sehubungan dengan telah diselesaikannya transaksi pengambilalihan, maka perseroan telah menjadi pengendali baru dari SMDM,” ujarnya.
Hermawan menjelaskan pengambilalihan mayoritas saham SMDM bertujuan sebagai langkah investasi untuk menambah cadangan lahan. Hal ini diharapkan berkontribusi positif dalam pengembangan proyek BSDE secara jangka panjang.
Berdasarkan proyeksi manajemen, secara umum rencana transaksi bakal meningkatkan total pendapatan hingga laba bersih BSDE. Pengambilalihan juga diyakini meningkatkan aset, ekuitas, dan kas dari aktivitas operasi perseroan.
Sampai dengan kuartal I/2024, SMDM memiliki aset tanah yang belum dikembangkan senilai Rp1,99 triliun. Aset ini berada di Bekasi, Jawa Barat dengan nilai Rp1,55 triliun, Rancamaya sebesar Rp270,31 miliar, dan di Bogor mencapai Rp161,39 miliar.