Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.282 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (7/2/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,36% atau 58,5 poin ke posisi Rp16.282 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,03% ke posisi 107,520.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,22%, dolar Hong Kong melemah 0,03%, dan yuan China melemah 0,02%.
Sementara itu mata uang lainnya, ringgit Malaysia menguat 0,03%, rupee India menguat 0,20%, dolar Taiwan menguat sebesar 0,25%, dolar Singapura menguat sebesar 0,08%, peso Filipina menguat 0,26%, won Korea menguat 0,21%, dan baht Thailand menguat 0,42%.
Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa para pedagang waspada terhadap perang dagang yang sedang terjadi antara AS dan China setelah Washington memberlakukan tarif perdagangan baru terhadap Beijing.
Sentimen terhadap China terpukul oleh Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif perdagangan sebesar 10% terhadap negara tersebut.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa China membalas dengan tarif dan kontrol ekspornya sendiri, yang berpotensi menandai dimulainya perang dagang baru antara ekonomi terbesar di dunia.
Analis JPMorgan memperingatkan bahwa perang dagang AS-China kemungkinan akan meningkat lebih lanjut, dan ekspektasinya adalah bahwa Trump akan menindaklanjuti dengan tarif 60% terhadap China.
Adapun fokus pada pekan ini adalah pada data utama penggajian nonpertanian AS yang akan rilis pada Jumat ini, untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga, dengan tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja dapat mendukung dolar.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.