Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa sektor energi dan finansial mendominasi pipeline obligasi sampai dengan periode 24 Januari 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan ada 18 emisi dari 14 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang masuk pipeline obligasi.
Dari jumlah tersebut, sektor energi menyumbang 4 perusahaan penerbit, sektor finansial sebanyak 4 perusahaan, sektor basic materials 3 perusahaan, consumer cyclicals 1 perusahaan, consumer non-cyclicals 1 perusahaan, dan 1 perusahaan dari sektor infrastruktur.
“Sedangkan hingga saat ini, telah diterbitkan 8 emisi dari 7 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp8,6 triliun,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (25/1/2025).
Sementara itu, dalam perkembangan lain, otoritas bursa melaporkan sebanyak 7 perusahaan tercatat berada dalam pipeline rights issue.
Nyoman menjelaskan bahwa secara sektoral, sebanyak 3 perusahaan dari basic materials masuk dalam antrean right issue, lalu diikuti 2 perusahaa di sektor energi, sementara sektor healtcare atau kesehatan menyumbang 2 perusahaan.
Baca Juga
Di sisi lain, BEI melaporkan menyampaikan terdapat 18 calon emiten berada dalam daftar atau pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) hingga Jumat (24/1/2025).
"Dari 18 calon perusahaan tercatat tersebut, 17 perusahaan memiliki aset skala besar, atau di atas Rp250 miliar," katanya.
Nyoman melanjutkan, terdapat 1 perusahaan skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar yang mengantre untuk IPO. Sementara itu, tidak ada perusahaan dengan aset skala kecil, atau dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Kemudian sampai 24 Januari 2025, BEI juga mencatat ada 8 perusahaan yang melantai di BEI dengan dana yang dihimpun sebesar Rp3,7 triliun.
Nyoman juga mengatakan dari 18 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, perusahaan yang bergerak pada sektor consumer non-cyclicals menjadi perusahaan yang paling banyak berada dalam pipeline. Sebanyak masing-masing 6 calon perusahaan tercatat berasal dari sektor tersebut.
Sementara itu, 2 perusahaan dari sektor basic materials, 1 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan dari sektor energi dan 2 perusahaan dari sektor financial.
Lalu, 2 perusahaan healthcare, 3 perusahaan industrials, dan 1 perusahaan transportasi dan logistik. Tidak ada yang tercatat dari perusahaan infrastruktur, perusahan teknologi, dan perusahaan properti dan real estate.